Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Ini terorganisir, dapat membuat keputusan kebijakan di seluruh negeri yang diberlakukan dengan cepat dan efisien dan tanpa terlalu banyak kontroversi," kata Guy Thwaites, direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford di Kota Ho Chi Minh. Laboratorium Thwaites telah membantu memproses hasil tes.
Thwaites mengatakan, lab organisasinya meningkatkan kapasitas dari mampu melakukan sekitar 100 tes sehari menjadi sekitar 1.000 tes sehari.
Baca Juga: Sukses mengendalikan corona tanpa lockdown, ini strategi Korea Selatan
Manajer 13 rumah duka di Hanoi yang dihubungi oleh Reuters mengatakan mereka tidak melihat peningkatan dalam kematian. Salah satu di antara mereka mengatakan, permintaan pemakaman telah turun selama penguncian negara itu. Sekarang, kebijakan penguncian sudah dicabut.
Todd Pollack, seorang spesialis penyakit menular yang berbasis di Hanoi di Harvard Medical School, mengatakan bahwa kurang dari 10% orang yang dites positif virus di Vietnam berusia lebih dari 60 tahun - kelompok usia yang paling mungkin meninggal akibat COVID-19.
Baca Juga: Menarik! Lockdown, Vietnam salurkan makanan pokok ke warga miskin lewat ATM Beras
Semua pasien, lanjutnya, dipantau secara ketat di fasilitas kesehatan dan diberikan perawatan medis yang baik. Pollack mengatakan perbandingan yang baik dengan Vietnam adalah Korea Selatan, negara lain yang berhasil dalam menangani penyebaran wabah corona.