kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

Strategi Vietnam dalam menangani Covid-19 bikin pakar kesehatan kagum


Kamis, 30 April 2020 / 07:52 WIB
Strategi Vietnam dalam menangani Covid-19 bikin pakar kesehatan kagum
ILUSTRASI. Warga bersantai di pinggir danau setelah pemerintah melonggarkan lockdown secara nasional saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Hanoi, Vietnam, Selasa (28/4/2020). REUTERS/Kham


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HANOI. Pengusaha Phan Quoc Viet sedang berdoa seperti biasanya di sebuah pagoda di Tay Ninh, sebuah provinsi di Vietnam selatan, ketika panggilan dari pejabat pemerintah datang ke ponselnya.

Itu akhir Januari, tepat setelah Tahun Baru Imlek. Pada saat itu, Vietnam telah mendeteksi dua kasus pertama dari virus corona baru beberapa hari sebelumnya, dan pemerintah telah menghubungi perusahaan-perusahaan dengan pengalaman pengujian medis untuk bantuan darurat.

"Pejabat itu mengatakan Vietnam perlu bertindak cepat," kata Viet kepada Reuters, yang perusahaan peralatan medisnya, Viet A Corp, membuat alat uji dan telah menjadi pusat bagi Vietnam untuk meningkatkan program pengujiannya dalam menanggapi wabah tersebut.

Baca Juga: Walau Vietnam berhasil tangani corona, nasib F1 GP di sana belum jelas

Vietnam, sebuah negara berpenduduk 96 juta orang yang berbatasan dengan China, menunjukkan bahwa negara itu telah berhasil dalam mengekang penyebaran wabah virus corona dibanding banyak negara kaya dan lebih maju.

Data Reuters menunjukkan, pemerintah Vietnam secara resmi melaporkan 270 kasus yang relatif kecil dengan tingkat kematian nol kasus. Menurut beberapa ahli kesehatan masyarakat yang diwawancarai oleh Reuters, hal itu menempatkan negara Vietnam pada jalur yang mudah untuk menghidupkan kembali perekonomiannya jauh lebih cepat daripada kebanyakan negara lain. 

Baca Juga: Selain Vietnam, berikut daftar 42 negara dengan 0 kematian akibat corona

Sebagai perbandingan, negara tetangganya Filipina yang sedikit lebih padat penduduknya, telah melaporkan hampir 30 kali lebih banyak kasus dan lebih dari 500 kematian. 

Para pakar kesehatan masyarakat ini mengatakan, Vietnam berhasil karena melakukan langkah-langkah awal dan tegas untuk membatasi perjalanan ke negara itu. Misalnya dengan menempatkan puluhan ribu orang ke dalam karantina dan dengan cepat meningkatkan penggunaan tes dan sistem untuk melacak orang-orang yang mungkin telah terpapar  virus corona.

"Langkah-langkahnya mudah dijelaskan tetapi sulit diimplementasikan, namun mereka telah sangat berhasil menerapkannya berulang-ulang," kata Matthew Moore, seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Hanoi, AS, dan telah berhubungan dengan pemerintah Vietnam terkait wabah sejak awal Januari. Dia menambahkan bahwa CDC memiliki "kepercayaan besar" pada tanggapan pemerintah Vietnam terhadap krisis.

Tak hanya itu, Vietnam juga menambah jumlah laboratorium yang dapat menguji COVID-19, dari tiga pada awal wabah pada Januari, menjadi 112 pada April.

Menurut data kementerian kesehatan, pada hari Rabu, 213.743 tes telah dilakukan di Vietnam, yang 270 di antaranya positif.

Baca Juga: Sukses redam penyebaran virus corona, akhirnya Vietnam longgarkan karantina massal

Rasio 791 tes untuk setiap kasus yang dikonfirmasi sejauh ini adalah yang tertinggi di dunia, menurut data dari kementerian kesehatan yang disusun oleh Reuters. Tertinggi berikutnya adalah Taiwan, yang telah melakukan 140 tes untuk setiap kasus. 

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi keakuratan data pengujian pemerintah. Pemerintah Vietnam tidak menjawab pertanyaan tentang data dan sejauh mana kesadaran masyarakatnya terkait virus. Kedua pejabat yang memimpin upaya negara melawan virus tidak bersedia untuk diwawancara.

Baca Juga: Vietnam & Malaysia sudah turunkan harga BBM, siapa paling murah?

Kidong Park, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Vietnam juga tidak menanggapi permintaan komentar atas keakuratan data Vietnam.

Namun, menurut para ahli, Vietnam telah dibantu dengan kombinasi kepemimpinan otoriter dan ekonomi pasar terbuka, dan populasi dengan memori epidemi sebelumnya yang siap bekerja sama.

"Ini terorganisir, dapat membuat keputusan kebijakan di seluruh negeri yang diberlakukan dengan cepat dan efisien dan tanpa terlalu banyak kontroversi," kata Guy Thwaites, direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford di Kota Ho Chi Minh. Laboratorium Thwaites telah membantu memproses hasil tes.

Thwaites mengatakan, lab organisasinya meningkatkan kapasitas dari mampu melakukan sekitar 100 tes sehari menjadi sekitar 1.000 tes sehari.

Baca Juga: Sukses mengendalikan corona tanpa lockdown, ini strategi Korea Selatan

Manajer 13 rumah duka di Hanoi yang dihubungi oleh Reuters mengatakan mereka tidak melihat peningkatan dalam kematian. Salah satu di antara mereka mengatakan, permintaan pemakaman telah turun selama penguncian negara itu. Sekarang, kebijakan penguncian sudah dicabut. 

Todd Pollack, seorang spesialis penyakit menular yang berbasis di Hanoi di Harvard Medical School, mengatakan bahwa kurang dari 10% orang yang dites positif virus di Vietnam berusia lebih dari 60 tahun - kelompok usia yang paling mungkin meninggal akibat COVID-19.

Baca Juga: Menarik! Lockdown, Vietnam salurkan makanan pokok ke warga miskin lewat ATM Beras

Semua pasien, lanjutnya, dipantau secara ketat di fasilitas kesehatan dan diberikan perawatan medis yang baik. Pollack mengatakan perbandingan yang baik dengan Vietnam adalah Korea Selatan, negara lain yang berhasil dalam menangani penyebaran wabah corona. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×