Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka sedang membangun koalisi untuk mencegah ancaman Iran setelah serangan pada fasilitas minyak Arab Saudi akhir peka lalu.
Sebelumnya, Iran juga telah memperingatkan Presiden AS Donald Trump agar tidak memaksakan perang di Timur Tengah dan mengancam bahwa Amerika akan menghadapi tindakan ofensif.
Baca Juga: Balas serangan atas fasilitas minyak, Koalisi Arab Saudi serang Yaman
Dilansir dari Reuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Trump, yang telah memerintahkan lebih banyak sanksi terhadap Iran, menginginkan solusi damai untuk krisis tersebut.
Dia mengatakan hal tersebut setelah menggelar pembicaraan dengan para pemimpin Saudi dan Uni Emirat Arab .
AS berkonsultasi dengan Arab Saudi tentang cara menghadapi ancaman Iran yang akan menghasilkan perang habis-habisan.
Sementara Iran sendiri tekah menyangkal keterlibatan dalam serangan pada 14 September yang tekah mengurangi separuh produksi minyak Saudi yang disebut Pompeo sebagai tindakan perang terhadap eksportir minyak terbesar di dunia tersebut.
Baca Juga: AS sebut Pemimpin Tertinggi Iran menyetujui serangan atas Arab Saudi
“Kami di sini untuk membangun koalisi yang bertujuan mencapai perdamaian dan resolusi damai. Itulah misi saya, itulah yang pasti diinginkan oleh Presiden Trump untuk saya capai dan saya berharap Republik Islam Iran melihatnya seperti itu," kata Pompeo.
Dia tidak memberikan perincian tentang koalisi. Namun Amerika Serikat telah berusaha untuk menciptakan aliansi keamanan maritim global sejak serangan terhadap tanker minyak di perairan Teluk, di mana Iran juga dituduh Washington sebagai biang kerok.
UEA, Arab Saudi, Inggris dan Bahrain mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam koalisi tersebut. Sementara Irak mengatakan tidak akan bergabung dan sebagian besar negara-negara Eropa enggan ikut serta karena takut memicu ketegangan regional.
Baca Juga: Trump: Ada opsi pamungkas yang artinya pergi perang
Pompeo menggambarkan usulan koalisinya sebagai tindakan diplomasi. Sementara Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, mengatakan kepada CNN bahwa Republik Islam tidak akan takut untuk mempertahankan diri terhadap serangan militer AS atau Saudi.
Kemudian pada hari Jumat, Zarif menelepon Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah al Khalid Al Sabah di mana keduanya membahas langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.