Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Semua kedatangan harus mengunduh aplikasi pemerintah yang melacak lokasi mereka dan mengharuskan pengguna untuk melaporkan gejala apa pun. Lalu, semua orang, terlepas dari kebangsaan atau apakah mereka dinyatakan negatif, harus mengisolasi diri selama dua minggu.
Setelah periode dua minggu, aplikasi menunjukkan pesan yang mengatakan pengguna bebas untuk menghapusnya dari ponsel mereka.
Jarak sosial
Korea Selatan ingin menerapkan kembali kebijakan jarak sosial di awal krisis, dengan mendesak orang untuk menghindari pertemuan besar atau meninggalkan rumah mereka, tetapi tidak ada perintah "tinggal di rumah" yang sebenarnya, dalam beberapa minggu mendatang.
Pemerintah Korea Selatan berencana untuk mengembangkan lebih banyak kegiatan di rumah, kantor, dan tempat-tempat umum untuk mengurangi risiko wabah besar lainnya, sambil membiarkan kehidupan ekonomi dan sosial berlanjut.
Baca Juga: Wah, pasien sembuh di Malaysia hampir 50% dari total kasus positif corona
Beberapa kebijakan jangka panjang yang sedang Korea Selatan bahas termasuk meminta orang yang sakit tidak masuk kerja, Yoon Tae-ho, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan mengatakan kepada Reuters.
Pekan lalu KCDC menjabarkan langkah-langkah pencegahan untuk sekolah, gereja, dan beberapa fasilitas hiburan yang mencakup jadwal disinfeksi, panduan tentang seberapa dekat orang dengan satu sama lain, dan pemeriksaan suhu.
"Tujuan kami adalah bisa mengendalikan infeksi sedemikian rupa, sehingga sistem kesehatan dan medis kami termasuk petugas medis dapat menangani pasien pada tingkat yang biasa," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.
Itu berarti, Korea Selatan bisa menjaga kasus-kasus baru virus corona di bawah 50 per hari, tingkat yang pertama kali negeri ginseng capai pada minggu lalu. Selasa (14/4), Korea Selatan melaporkan 27 kasus baru.
Baca Juga: Lagi, Korea Utara luncurkan rudal saat negara lain berperang lawan corona