Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pasar barang mewah China menurun sebesar 18% hingga 20% pada tahun 2024, menandai berakhirnya periode pertumbuhan eksponensial. Penjualan diperkirakan akan tetap stagnan tahun ini, kata konsultan Bain and Company saat peluncuran Laporan Barang Mewah China terbaru pada hari Selasa (21/1).
Penjualan barang-barang yang tidak penting, termasuk barang mewah pribadi, telah terpukul keras di China. Penjualan barang mewah di China menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan barang mewah global.
Kepercayaan konsumen di ekonomi terbesar kedua di dunia itu tetap rendah setelah krisis properti yang berkepanjangan dan kekhawatiran atas keamanan kerja.
"[Tahun lalu], tentu saja, merupakan kemunduran besar dibandingkan dengan ekspektasi," kata Bruno Lannes, mitra di kantor Bain & Company di Shanghai dan kepala praktik Produk Konsumen, Ritel, dan Barang Mewah untuk China Raya.
Baca Juga: Peritel Mewah Beralih ke Thailand Saat Daya Beli di China Lesu
"Namun, kami yakin bahwa 2025 akan lebih baik. Bahkan jika paruh pertama diperkirakan masih negatif, paruh kedua akan lebih baik untuk tahun yang datar," tambah dia.
Dalam pelaporan laba untuk kuartal Desember minggu lalu, pemilik Cartier Richemont mengalahkan ekspektasi dengan pertumbuhan pendapatan 10%. Tetapi Richemont tetapi memperingatkan situasi yang masih menantang di China, di mana penjualan kuartal ketiga turun 18%.
Laporan Bain and Company menemukan bahwa penurunan penjualan China tahun lalu sebagian diimbangi oleh penjualan di luar negeri, terutama di Jepang. Perbedaan mata uang menguntungkan pembeli barang mewah Tiongkok, meskipun penjualan global ke pembeli Tiongkok masih turun 7% secara keseluruhan.
Penjualan di surga bebas bea China Hainan sangat terpukul. Penjualan di Hainan turun 29% karena pembeli memilih tujuan lain yang bebas pajak dan ramah mata uang.
Baca Juga: Penjualan Barang Mewah di Surga Belanja Hainan China Turun 29%
Penjualan Hainan juga terhambat oleh harga yang kompetitif pada platform e-commerce utama seperti Tmall milik Alibaba dan Douyin milik ByteDance yang mengikis keunggulan harga barang mewah di Pulau Hainan, menurut laporan Bain.
Langkah-langkah stimulus yang diumumkan oleh otoritas China pada akhir tahun 2024 membantu meningkatkan penjualan pada kuartal terakhir tahun ini. Dampak positif jangka panjang dapat ditemukan pada rendahnya penetrasi pembelian barang mewah di sebagian besar populasi negara tersebut, kata Lannes.
Menurut analis Bain, konsumen mewah tingkat atas di China akan tetap menjadi demografi yang sangat penting bagi merek, yang mencakup 45% penjualan tahun lalu. Proporsi tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun mendatang.