Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, percaya bahwa para pemimpin China masih belum mempertimbangkan invasi ke Taiwan karena sibuk mengurus masalah internal negaranya.
Dalam wawancara dengan New York Times hari Kamis (30/11), Tsai mengatakan para pemimpin China saat ini masih kewalahan dengan banyaknya masalah internal, terutama ekonomi dan keuangan.
"Saya pikir kepemimpinan China saat ini kewalahan dengan tantangan internalnya. Menurut saya mungkin ini bukan saat yang tepat bagi mereka untuk mempertimbangkan invasi besar-besaran ke Taiwan. Hal ini terutama disebabkan oleh tantangan ekonomi dan keuangan serta politik dalam negeri," kata Tsai.
Baca Juga: Militer Filipina dan AS Gelar Patroli Gabungan di Sekitar Taiwan
China Siap Gunakan Segala Cara
China yang melihat Taiwan sebagai provinsi separatis memang terus berusaha melakukan penyatuan kembali. Beijing bahkan secara terbuka menyatakan penggunaan kekuatan militer adalah salah satu cara yang akan diambil demi mencapai tujuan tersebut.
Militer China juga telah meningkatkan tekanannya terhadap Taiwan setidaknya selama empat tahun terakhir. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik besar di perairan strategis tersebut.
Merespons pernyataan Tsai hari Kamis, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa China nantinya pasti akan bersatu kembali.
"Tentara Pembebasan Rakyat akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan integritas wilayah China," kata juru bicara kementerian Wu Qian pada konferensi pers bulanan di Beijing, dikutip Reuters.
Selama bertahun-tahun ada di bawah tekanan China, Presiden Tsai terus menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan nasibnya sendiri.
Baca Juga: China: Filipina Sengaja Menimbulkan Kekacauan di Laut China Selatan
Mengganggu Pemilu Taiwan
Saat ini Taiwan juga tengah disibukkan dengan pemilihan presiden dan parlemen yang akan diadakan pada 13 Januari.
Lai Ching-te dari Democratic Progressive Party (DPP), yang saat ini menjadi wakil Tsai, disebut menjadi kandidat terdepan untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya.
Di tengah masa kampanye ini, Tsai yakin bahwa China sedang berusaha ikut campur dalam pemilu Taiwan. Dirinya bahkan menganggap hal itu bukan lagi rahasia.
"Bukan rahasia lagi bahwa China mencoba ikut campur dalam pemilu Taiwan. Tetapi saya pikir mereka mungkin tidak terlalu berhasil dalam upaya mempengaruhi pemilu di sini. Terutama karena ini adalah negara demokrasi," ungkap Tsai.