Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara negara-negara seperti Singapura dan Jepang memiliki reputasi sebagai negara yang bersih dan efisien, penyebaran virus ini tampaknya akan mengurangi daya tarik negara-negara tersebut.
Ekonom DBS Irvin Seah mengatakan ini karena "kedua kota ini juga sangat padat penduduknya dan arus wisatawan dua arah dengan Tiongkok juga sangat tinggi".
Seah memprediksi perjalanan global menuju dua negara ini akan "berkurang secara drastis" karena berbagai larangan perjalanan yang diberlakukan, serta para pelancong yang berhati-hati menunda rencana mereka.
Agen perjalanan juga merasakan dampak dari rencana yang dibatalkan. Alicia Seah, direktur komunikasi pemasaran di Dynasty Travel, mengatakan dia telah melihat penurunan tajam dalam permintaan perjalanan dan pemesanan untuk pasar inbound dan outbound. Dia memperkirakan penurunan sekitar 40 hingga 50% untuk paruh pertama tahun ini.
Baca Juga: Air China pangkas penerbangan dengan rute China-Amerika Serikat karena virus corona
Dynasty Travel menangani perjalanan individu dan perusahaan, dan Seah mengatakan klien perusahaan lebih sensitif terhadap wabah. "Mereka mengambil risiko nol dan menghindari datang ke Singapura pada titik ini untuk Februari dan Maret," katanya.
Mereka yang sudah memesan perjalanan ke tujuan seperti Eropa atau Amerika akan terus berangkat, dan mereka yang tidak menunda, tambahnya.
Ekonom Seah mengatakan dia memperkirakan penurunan sekitar 1 juta wisatawan atau sekitar S$ 1 miliar (US$ 719 juta) dari hilangnya potensi pariwisata di Singapura untuk setiap tiga bulan larangan perjalanan.
Baca Juga: Singapura membawa 174 warga dari Wuhan dalam evakuasi kedua
Dia menambahkan bahwa estimasi tersebut mengecualikan efek tidak langsung dari pelancong global yang membatalkan atau menunda rencana perjalanan mereka ke wilayah tersebut, termasuk Singapura, karena wabah virus, serta risiko penyebaran lebih lanjut dari virus di luar China yang mengakibatkan pembatasan perjalanan yang lebih ketat.
Sementara itu, Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan mengatakan pada hari Kamis bahwa kementeriannya bekerja “dengan sangat tergesa-gesa” dengan Kementerian Keuangan untuk mengembangkan paket stimulus demi membantu mereka yang berada di sektor penerbangan.
Khaw juga menyarankan Bandara Changi untuk mempercepat bagian dari pembangunan Terminal 5, mengingat berkurangnya aktivitas di bandara. Media lokal melaporkan bahwa bisnis di Bandara Jewel Changi memperhatikan kerumunan yang lebih rendah beberapa waktu terakhir.