Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KAIRO. Arab Saudi mengatakan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.
Pernyataan ini bertentangan dengan klaim Presiden Donald Trump bahwa Riyadh tidak menuntut tanah air Palestina ketika ia mengatakan AS ingin mengambil alih Jalur Gaza.
Melansir Reuters, dalam pengumuman yang mengejutkan, Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih daerah kantong yang dilanda perang itu setelah warga Palestina dimukimkan kembali di tempat lain dan mengembangkannya secara ekonomi.
Trump berbicara pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung ke AS.
Menanggapi pernyataan Trump, kementerian luar negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (5/2/2025) menegaskan, Arab Saudi menolak segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dan sikapnya terhadap warga Palestina tidak dapat dinegosiasikan.
Menurut pernyataan tersebut, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah menegaskan posisi kerajaan dengan 'cara yang jelas dan eksplisit' yang tidak memungkinkan adanya interpretasi apa pun dalam keadaan apa pun.
Setiap usulan pemindahan warga Palestina merupakan masalah yang sangat sensitif di antara warga Palestina dan negara-negara Arab.
Baca Juga: Trump akan Relokasi Warga Gaza, Indonesia Tegaskan Menolak
Saat pertempuran berkecamuk dalam perang Gaza, warga Palestina khawatir mereka akan menderita "Nakba" atau bencana lainnya, saat ratusan ribu orang kehilangan rumah mereka dalam perang saat lahirnya negara Israel.
Terkait kebijakan Saudi di Timur Tengah, taruhannya tinggi bagi Trump dan Israel.
Amerika Serikat telah memimpin diplomasi selama berbulan-bulan untuk membuat Arab Saudi, salah satu negara Arab paling kuat dan berpengaruh, menormalisasi hubungan dengan Israel dan mengakui negara tersebut.
Namun, perang Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 membuat Riyadh mengesampingkan masalah tersebut karena Arab marah atas serangan Israel.
Trump ingin Arab Saudi mengikuti jejak negara-negara seperti Uni Emirat Arab, pusat perdagangan dan bisnis Timur Tengah, dan Bahrain yang menandatangani apa yang disebut Perjanjian Abraham pada tahun 2020 dan menormalisasi hubungan dengan Israel.
Tonton: Trump Akan Batalkan Visa Pelajar bagi Pengunjuk Rasa Pro-Palestina
Dengan demikian, mereka menjadi negara Arab pertama dalam seperempat abad yang mendobrak tabu yang sudah lama ada.
Membangun hubungan dengan Arab Saudi akan menjadi hadiah besar bagi Israel karena kerajaan tersebut memiliki pengaruh yang luas di Timur Tengah, dunia Muslim yang lebih luas, dan merupakan eksportir minyak terbesar di dunia.