kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tantang AS, Erdogan: Apa pun sanksi yang mungkin diberikan ke Turki, jangan ditunda


Selasa, 27 Oktober 2020 / 00:00 WIB
Tantang AS, Erdogan: Apa pun sanksi yang mungkin diberikan ke Turki, jangan ditunda
ILUSTRASI.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sekali lagi menegaskan, Turki tidak bakal menolak sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, terlepas dari posisi Amerika Serikat (AS).

"Amerika Serikat tidak mengerti siapa yang dihadapinya. Anda (AS) mengatakan, untuk mengirim S-400 kembali ke Rusia. Tapi, kami bukan negara suku, kami adalah Turki," tegas Erdogan, Minggu (25/10).

Dia menyatakan, AS bebas mengenakan sanksi apa pun yang mereka sukai atas Turki. "Apa pun sanksi yang mungkin diberikan, jangan tunda penerapannya," katanya seperti dikutip TASS.

Menurut Erdogan, Turki "telah membayar sejumlah uang untuk program jet tempur siluman F-35 generasi kelima kepada AS. "Tetapi, Amerika Serikat tidak mengirimkannya," ungkap dia.

Baca Juga: Kecemasan NATO terbukti, Turki uji coba rudal S-400 buatan Rusia di Laut Hitam

Rudal canggih S200 buatan Rusia

Melanjutkan uji coba rudal S-400

Pada Jumat (23/10) pekan lalu, Presiden Turki mengonfirmasi bahwa uji peluncuran dari sistem pertahanan anti-pesawat S-400 telah dilakukan selama latihan pada 16 Oktober. 

Ia mengatakan, Turki berencana untuk melanjutkan uji peluncuran rudal S-400, terlepas dari posisi AS.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS menyatakan, tindakan Turki itu bertentangan dengan kewajibannya sebagai anggota NATO. Kementerian Pertahanan Turki membantah tuduhan AS tersebut.

Rusia mengatakan, pada September 2017, mereka telah menandatangani kontrak senilai US$ 2,5 miliar untuk sistem pertahanan udara S-400 dengan Turki. 

Baca Juga: Turki uji coba sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, AS mengutuk keras

Batch pertama di bawah kontrak sudah dikirim ke Ankara dengan transportasi udara pada Juli 2019. Kesepakatan itu juga berupa transfer sebagian teknologi produksi ke Turki.

Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara semacam itu dari Rusia. 

Tapi, keputusan Turki membeli sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 buatan Rusia telah menyebabkan reaksi negatif yang tajam dari AS dan NATO, dengan Washington tidak pernah berhenti untuk menekan Ankara agar membatalkan rencananya itu. 

Karena Turki belum juga menyerah pada tekanan, AS telah mengeluarkan Turki dari program pengembangan jet tempur siluman F-35 generasi kelima.

Baca Juga: Sukses, Turki uji rudal sistem pertahanan anti-pesawat S-400 buatan Rusia

AS juga mengancam Turki dengan sanksi sepihak atas pembelian sistem pertahanan udara S-400, namun tidak terburu-buru untuk mengambil langkah-langkah ini karena takut akan memburuknya hubungan dengan sekutu utama NATO.

S-400 Triumf, NATO menjulukinya SA-21 Growler, adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh dan menengah terbaru buatan Rusia yang mulai beroperasi pada 2007. 

Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, kapal, dan rudal balistik, serta juga dapat digunakan meluluhlantakkan instalasi darat. S-400 dapat menyerang target pada jarak hingga 400 km dan ketinggian sampai 30 km.

Selanjutnya: Rudal S-400 Turki: Bisa serang target jarak 400 kilometer, 6 kali kecepatan suara



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×