Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menerapkan tarif sebesar 50% atas barang impor dari Brasil, termasuk daging sapi, diprediksi akan menyebabkan lonjakan harga pada salah satu makanan paling ikonik di Amerika: hamburger.
Hal ini disampaikan oleh para analis dan pelaku perdagangan pada Kamis, di tengah turunnya produksi daging sapi domestik dan meningkatnya ketergantungan terhadap impor.
Industri Daging AS Terpukul Ganda
Tarif baru tersebut datang saat industri daging AS menghadapi kekurangan pasokan ternak, sebagian besar akibat penghentian impor sapi dari Meksiko karena penyebaran hama New World screwworm, serangga pemakan daging yang menyebar di wilayah perbatasan selatan.
“Jika tidak diubah, maka Anda praktis menghentikan impor daging sapi Brasil ke negara ini. Tidak satu pon pun yang akan ekonomis,” kata Bob Chudy, konsultan untuk perusahaan-perusahaan impor daging AS.
Baca Juga: Gara-Gara Kebijakan Trump Harga Kopi di AS bisa Meroket!
Para analis menyebut bahwa tarif 50% yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 akan membuat total beban tarif atas daging sapi Brasil mencapai sekitar 76%, menjadikannya tidak layak secara ekonomi.
Produksi Domestik Turun, Impor Meningkat Tajam
Produksi daging sapi AS diperkirakan turun 2% menjadi 26,4 juta pon pada tahun ini. Penurunan ini disebabkan oleh kekeringan panjang yang menyebabkan padang penggembalaan mengering dan memaksa peternak mengurangi populasi ternak — kini yang terkecil dalam lebih dari 70 tahun.
Sebagai respons, perusahaan makanan mempercepat impor. Data pemerintah AS mencatat impor daging sapi dari Brasil melonjak lebih dari dua kali lipat selama lima bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama pada 2024, mencapai 175.063 metrik ton atau 21% dari total impor AS.
Namun, tarif tinggi akan membekukan perdagangan, menurut Chudy. “Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan sebagai komunitas importir.”
Dampak Luas: Harga Konsumen, Bantuan Pangan, dan Menu Restoran
Kenaikan tarif juga berpotensi menaikkan harga kebutuhan pokok lain seperti kopi dan jus jeruk, karena Brasil adalah pemasok utama produk-produk tersebut. AS merupakan mitra dagang terbesar kedua Brasil setelah Tiongkok, dan lonjakan tarif dari 10% (yang diumumkan April lalu) ke 50% adalah langkah besar dalam perang dagang global Trump.
Langkah ini dikhawatirkan akan berdampak pada konsumen kelas bawah yang bergantung pada bantuan pangan.
“Tarif ini akan menaikkan harga daging, makanan pokok bagi banyak orang, tepat setelah Kongres memilih untuk mengurangi bantuan pangan bagi masyarakat rentan,” kata Thomas Gremillion, Direktur Kebijakan Pangan di Consumer Federation of America.
Baca Juga: Trump Menaikkan Tarif Impor Kanada Jadi 35% dan Ancam Tarif Baru untuk Negara Lain
Para pengimpor kini mempertimbangkan untuk mencari sumber baru seperti Australia, Argentina, Paraguay, dan Uruguay, meski harga dari negara-negara tersebut lebih tinggi.
“Anda membutuhkan harga yang lebih tinggi untuk menyesuaikan dengan pasokan terbatas,” kata Altin Kalo, Kepala Ekonom Steiner Consulting Group.
Restoran Kewalahan Hadapi Biaya Baru
Restoran di seluruh AS juga khawatir. Sean Kennedy, Wakil Presiden Eksekutif dari National Restaurant Association, menyatakan bahwa kenaikan tarif akan memengaruhi perencanaan menu dan biaya bahan makanan, karena restoran harus mencari pemasok baru untuk memenuhi permintaan pelanggan.
“Tarif yang dramatis bisa mengganggu pasokan dan stabilitas harga yang sangat dibutuhkan industri restoran,” ujarnya.