Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Sebuah kapal tanker minyak milik Iran ditabrak dua rudal di lepas pantai Arab Saudi pada Jumat (11/10), demikian televisi negara Iran melaporkan mengutip Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) yang memiliki kapal tersebut.
Insiden ini bukan kali pertama di kawasan Teluk. Berikut timeline insiden di wilayah Teluk sejak Mei 2019 yang disarikan Reuters:
10 Mei - Badan Maritim Amerika Serikat (AS) mengingatkan kemungkinan serangan Iran terhadap pengiriman minyak di kawasan Teluk.
12 Mei - Empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, diserang di Teluk di luar Selat Hormuz, rute pengiriman minyak utama dunia. Para pejabat AS menyalahkan Iran, tuduhan yang kemudian dibantah Teheran.
Baca Juga: Makin panas, kapal tanker minyak Iran rusak akibat ledakan dekat pelabuhan Arab Saudi
14 Mei - Arab Saudi mengatakan drone milik kelompok bersenjata Houthi (Hutsi) menghantam dua stasiun pompa minyak di negara kerajaan itu, menyebabkan kebakaran dan kerusakan kecil di satu stasiun pompa, tetapi tidak mengganggu produksi atau ekspor minyak. Saudi Aramco mengatakan untuk sementara menutup jalur pipa Timur-Barat, yang dikenal sebagai Petroline, untuk mengevaluasi kondisinya.
21 Mei - Sebuah pesawat tak berawak milik kelompok Houthi menabrak gudang senjata di bandara Najran Arab Saudi di dekat perbatasan Yaman, menyebabkan kebakaran. Koalisi militer yang dipimpin Saudi mengatakan sebuah fasilitas sipil di provinsi Najran diserang dengan sebuah drone yang sarat dengan bahan peledak.
Baca Juga: Harga minyak melejit hampir 2% setelah ledakan tanker Iran
12 Juni - Drone milik kelompok Houthi menghantam bandara sipil Abha di Arab Saudi selatan, melukai 26 orang.
13 Juni - Dua kapal tanker minyak diserang selatan Hormuz. Washington kembali menyalahkan Iran dan Teheran menyangkal peran apa pun.
19 Juni - Houthi meluncurkan proyektil yang menargetkan stasiun transformator daya di dekat pabrik desalinasi di Shuqaiq di Arab Saudi selatan. Pemogokan menyebabkan kebakaran kecil yang cepat disiram dan tidak berdampak operasi.
Baca Juga: Setelah 40 tahun, perempuan Iran akhirnya boleh menonton bola langsung di stadion
20 Juni - Iran menembak jatuh pesawat pengintai AS yang tidak berawak.
23 Juni - Koalisi militer pimpinan Saudi mengatakan kelompok pemberontak Houthi melancarkan serangan ke bandara Abha, menewaskan satu orang dan melukai 21 lainnya.
4 Juli - Marinir Kerajaan Inggris menangkap supertanker Iran Grace 1 dekat Gibraltar atas dugaan melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.
10 Juli - Kapal perang Inggris HMS Montrose mengeluarkan peringatan verbal dan mengarahkan senjata ke kapal yang diyakini milik Pengawal Revolusi Iran yang mendekati kapal tanker minyak BP, British Heritage di pintu masuk utara Hormuz.
Baca Juga: Terkait Suriah, Trump ancam akan menghancurleburkan ekonomi Turki
18 Juli - Amerika Serikat mengatakan USS Boxer menghancurkan sebuah pesawat tak berawak Iran di Selat Hormuz setelah mengancam kapal Angkatan Laut AS. Iran membantah telah kehilangan pesawat tanpa awak.
19 Juli - Iran menyita kapal tanker minyak yang dioperasikan Inggris Stena Impero dan Mesdar, yang dirilis setelah menerima peringatan dari otoritas Iran.
15 Agustus - Gibraltar membebaskan Grace 1 yang berganti nama menjadi Adrian Darya 1, setelah menerima jaminan dari Teheran bahwa kapal tidak akan melepaskan minyaknya di Suriah. Pada 8 September, Iran mengatakan telah menurunkan muatannya di suatu tempat di pantai Mediterania. Pada 11 September, Iran mengatakan kapal telah dijual di laut ke perusahaan swasta dan membantah Teheran melanggar jaminan.
Baca Juga: Anggota kerajaan dan elit bisnis Arab Saudi mulai frustasi terhadap Putra Mahkota?
14 September - Kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak ke pabrik Aramco di Abqaiq dan Khurais. Pabrik-pabrik terletak di jantung industri minyak Arab Saudi, termasuk fasilitas pemrosesan minyak bumi terbesar di dunia.