Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan yang sudah berlangsung lama antara Israel dan Iran telah berubah menjadi konflik militer terbuka sejak serangan kejutan Israel terhadap fasilitas nuklir dan situs rudal balistik Iran pekan lalu.
Dalam hitungan hari, kedua negara telah saling melancarkan serangan rudal dan drone yang menewaskan ratusan warga sipil dan merusak infrastruktur vital di kedua belah pihak.
Iran Balas dengan Ratusan Rudal dan Drone
Sebagai balasan atas serangan Israel yang menewaskan sejumlah besar komando tinggi militer Iran, Teheran meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone ke berbagai kota besar di Israel. Pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa puluhan warganya tewas dalam gelombang serangan tersebut.
Meskipun sistem pertahanan udara berlapis Israel mampu mencegat sebagian besar ancaman, sejumlah rudal Iran tetap berhasil menembus dan menghantam kawasan padat penduduk.
Puluhan apartemen dan bangunan di wilayah utara dan tengah Israel hancur dalam serangan yang digambarkan sebagai yang paling parah dalam sejarah konflik regional sejak puluhan tahun terakhir.
Baca Juga: Kemenperin Ingatkan Industri Bersiap Hadapi Dampak Perang Iran - Israel
Israel Bombardir Teheran dan Klaim Kendali Udara
Menanggapi serangan Teheran, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran, termasuk terhadap ibu kota, Teheran. Militer Israel menyatakan telah menghancurkan sejumlah fasilitas rudal, pabrik senjata balistik, serta situs nuklir yang diduga digunakan untuk pengembangan senjata pemusnah massal.
Dalam sebuah unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), militer Israel bahkan menyatakan telah "menguasai ruang udara Iran" dan memerintahkan evakuasi terhadap warga sipil dari sebagian besar wilayah Teheran menjelang serangan lanjutan.
Presiden AS Donald Trump turut menyerukan evakuasi massal dari Teheran melalui akun Truth Social, dengan pernyataan: "Everyone should immediately evacuate Tehran!"
Iran Klaim Gunakan Teknologi Baru untuk Loloskan Rudal
Pasukan Garda Revolusi Iran mengklaim telah menerapkan metode baru yang menyebabkan sistem pertahanan udara Israel justru saling menarget satu sama lain. Hal ini, menurut mereka, memungkinkan lebih banyak rudal Iran menembus pertahanan dan mengenai sasaran. Namun, rincian teknologi atau taktik baru tersebut belum dijelaskan secara terbuka.
Sementara itu, jenderal senior Angkatan Darat Iran, Kioumars Heydari, menyatakan bahwa serangan ke Israel akan terus ditingkatkan dengan gelombang baru yang melibatkan ratusan drone tempur tambahan.
Pertahanan Udara Israel: Canggih, Tapi Tidak Sempurna
Israel selama puluhan tahun telah membangun sistem pertahanan udara multi-lapis yang mencakup Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow System, dengan dukungan teknologi dari Amerika Serikat. Sistem ini dirancang untuk menghadapi berbagai ancaman mulai dari roket jarak pendek hingga rudal balistik jarak jauh.
Iron Dome, sistem pencegat rudal jarak pendek, telah menjadi tulang punggung pertahanan Israel dari serangan roket Hamas sejak 2011. Versi laut dari sistem ini mulai dioperasikan pada 2017 untuk melindungi aset maritim.
Namun, seorang pejabat militer Israel mengakui bahwa tingkat keberhasilan sistem hanya sekitar 80 hingga 90 persen, artinya sejumlah rudal masih bisa lolos dan menyebabkan kerusakan serta korban jiwa.
Baca Juga: Pemimpin Iran Makin Terisolasi, Israel Hancurkan Orang-Orang Terdekat Khamenei
Degradasi Kekuatan Proksi Iran
Menurut analisis dari Institute for the Study of War (ISW) dan AEI Critical Threats Project, Israel telah berhasil menghancurkan sekitar sepertiga peluncur rudal milik Iran, dan Iran sendiri telah menghabiskan sepertiga hingga separuh dari stok rudal jarak jauhnya dalam gelombang awal balasan.
Kemampuan Iran untuk melancarkan serangan melalui kelompok proksi seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza juga semakin lemah, terutama sejak kejatuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah dan hancurnya struktur kepemimpinan Hamas setelah perang terakhir.
Korban Sipil dan Eskalasi yang Mengkhawatirkan
Hingga saat ini, Iran melaporkan lebih dari 224 korban jiwa, sebagian besar dari kalangan sipil. Sementara Israel menyatakan 24 warganya tewas, semuanya juga dari kalangan sipil. Serangan saling balas terus berlangsung tiap hari, memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan peringatan keras kepada Teheran:
“Jika (Pemimpin Tertinggi Iran) Khamenei terus menembakkan rudal ke wilayah sipil Israel, maka Teheran akan terbakar.”