Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Israel berhasil mengembangkan antibodi virus corona baru. Menteri Pertahanan Israel menyebut temuan itu sebagai "terobosan signifikan" menuju kemungkinan pengobatan Covid-19.
"Antibodi penetral monoklonal yang dikembangkan di Institut Riset Biologi Israel (IIBR) bisa menetralkannya (virus corona) di dalam tubuh pembawa," kata Menteri Pertahanan Naftali Bennett, Selasa (5/5), seperti dikutip Reuters.
Bennett mengunjungi IIBR pada Senin (4/5) dan mendapat pengarahan tentang terobosan signifikan dalam menemukan pengobatan virus corona tersebut.
Baca Juga: Uji klinis, Singapura gunakan remdesivir untuk obati pasien corona
Ia mengutip pernyataan Direktur IIBR Shmuel Shapira yang mengatakan, formula antibodi tersebut sedang mereka patenkan, setelah itu akan menggandeng produsen internasional untuk memproduksinya secara massal.
IIBR memimpin upaya Israel untuk mengembangkan pengobatan dan vaksin virus corona, termasuk pengujian darah dari pasien yang pulih dari Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru.
Antibodi yang merupakan protein sistem kekebalan tubuh yang merupakan residu yang berhasil mengatasi virus corona, secara luas dipandang sebagai kunci untuk mengembangkan kemungkinan penyembuhan Covid-19.
Antibodi yang IIBR kembangkan adalah monoklonal. Itu berarti, antibodi tersebut berasal dari satu sel yang dipulihkan dan dengan demikian berpotensi memiliki nilai yang lebih kuat dalam menghasilkan pengobatan Covid-19.
Baca Juga: Tok, remdesivir dapat persetujuan BPOM AS untuk pasien corona
Di tempat lain, ada pengobatan virus corona yang dikembangkan dari antibodi yang bersifat poliklonal, atau berasal dari dua atau lebih sel keturunan yang berbeda, majalah Science Direct melaporkan dalam edisi Mei.
Israel adalah salah satu negara pertama yang menutup perbatasannya dan memberlakukan pembatasan yang semakin ketat untuk menghambat wabah virus corona di negeri mereka. Saat ini, Israel memiliki 16.246 kasus dan 235 kematian akibat virus corona.