Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla, produsen mobil listrik terkenal, kemungkinan besar masih memiliki seluruh Bitcoin yang bernilai US$780 juta, meskipun telah mentransfer semua dana tersebut ke beberapa wallet tak teridentifikasi pada 15 Oktober 2024, menurut laporan dari perusahaan analitik blockchain, Arkham Intelligence.
Dalam postingan di platform X pada 22 Oktober, Arkham menjelaskan bahwa pergerakan Bitcoin yang dilakukan Tesla minggu lalu merupakan bagian dari rotasi wallet, dengan Tesla masih tetap memiliki kendali atas aset tersebut.
ݗȰݗðݗװݗݗǰݗ˜: ݗǰݗذݗưݗ߰ݗ” ݗհݗܰݗǰݗְݗ°ݗܰݗ¡ ݗʰݗݗ߰ݗ߰ݗذݗǰݗ¦
We believe that the Tesla wallet movements that we reported on last week were wallet rotations with the Bitcoin still owned by Tesla.
Tesla moved their entire balance of 11,509 BTC ($776.9M) to new wallets. pic.twitter.com/aWeHrwjo22 — Arkham (@ArkhamIntel) October 22, 2024
Pemecahan Bitcoin ke Tujuh Wallet
Pada 15 Oktober, Tesla memecah 11.509 Bitcoin miliknya ke dalam tujuh wallet yang masing-masing memegang antara 1.100 hingga 2.200 BTC, menurut Arkham. Alamat wallet dengan kode “1Fnhp” dan “1LERL” menerima jumlah terbesar, dengan nilai masing-masing US$142,2 juta dan US$128,1 juta.
Baca Juga: Harga Bitcoin Dekati US$70.000 Jelang Pemilu Presiden AS 2024
Transfer besar ini awalnya memicu kekhawatiran di pasar, terutama di media sosial seperti platform X, di mana pengguna menduga potensi penjualan besar-besaran yang dapat memengaruhi harga Bitcoin. Namun, Arkham mencatat bahwa hingga saat ini, tidak ada pergerakan lebih lanjut dari Bitcoin di wallet-wallet tersebut sejak tanggal 15 Oktober.
Harga Bitcoin Stabil dan Mengalami Kenaikan
Menariknya, perpindahan besar-besaran ini tidak mempengaruhi harga Bitcoin secara signifikan. Menurut data dari CoinGecko, harga Bitcoin bahkan meningkat sebesar 5%, dari waktu transfer Tesla hingga mencapai US$69.220 pada 21 Oktober. Namun, sejak itu, harga telah turun sedikit sebesar 2,3% menjadi US$67.600.
Walaupun alasan pasti di balik transfer ini belum jelas, beberapa pengamat berspekulasi bahwa Tesla mungkin memindahkan dana tersebut ke penyedia layanan kustodian. Langkah ini berpotensi memberikan Tesla kemampuan untuk mengamankan pinjaman dengan menggunakan Bitcoin sebagai jaminan.
Saat ini, Tesla diketahui menggunakan Coinbase Prime Custody untuk menyimpan aset Bitcoinnya, yang merupakan salah satu layanan kustodian terpercaya di industri kripto.
Baca Juga: Kebangkitan Bitcoin: Harapan Baru atau Ancaman?
Tesla Tetap Menjadi Pemegang Bitcoin Korporat Terbesar Keempat
Jika analisis Arkham benar, Tesla akan tetap menjadi pemegang Bitcoin korporat terbesar keempat, hanya berada di belakang perusahaan MicroStrategy dan para penambang Bitcoin terkemuka seperti Marathon Digital dan Riot Platforms, menurut data dari Bitcoin Treasuries.
Selain Tesla, bisnis manufaktur antariksa milik Elon Musk, SpaceX, juga masih memiliki 8.285 Bitcoin senilai US$560 juta, menjadikannya pemegang Bitcoin terbesar ketujuh di antara perusahaan swasta.
Sejarah Bitcoin Tesla
Tesla pertama kali membeli Bitcoin pada Februari 2021, dengan pembelian sebesar US$1,5 miliar. Pada Maret 2021, CEO Tesla, Elon Musk, sempat menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran untuk kendaraan Tesla, namun kebijakan ini dibatalkan hanya beberapa minggu kemudian.
Baca Juga: Trader Kripto Raup Untung US$9 Juta Hanya dalam 3 Hari, Keuntungan 3.000 Kali Lipat!
Pengumuman terbaru mengenai rencana Tesla terkait kepemilikan Bitcoin ini kemungkinan akan diungkap pada panggilan pendapatan kuartal ketiga perusahaan yang dijadwalkan berlangsung setelah penutupan pasar pada 23 Oktober.