Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Wang Ting-yu, seorang legislator dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, mengatakan kegiatan PLA baru-baru ini di Selat Taiwan dapat mengancam perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Menanggapi hal itu, Chang mengatakan militer selalu memantau dengan ketat kegiatan PLA dan situasi di wilayah tersebut dengan bantuan intelijen yang diperoleh militer dan melalui kerja sama dengan pemerintah lain. "Masyarakat dapat yakin akan kemampuan kita untuk menegakkan keamanan nasional," tegasnya.
Baca Juga: Data Johns Hopkins: Kasus virus corona di AS sudah lampaui 160.000, 3.000 kematian
Mayor Jendral Chen Kuo-hua mengatakan pada sesi legislatif yang sama bahwa kegiatan PLA di wilayah itu adalah latihan rutin dan jumlah pesawat tempur yang dikirim oleh PLA untuk latihan di Laut China Selatan masih berada dalam wilayah normal.
Komentar Chang muncul dua hari setelah Beijing mengecam Presiden AS Donald Trump karena menandatangani undang-undang yang dirancang untuk meningkatkan posisi diplomatik Taiwan.
"China mengungkapkan kemarahannya yang kuat dan dengan tegas menentang RUU itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.
Baca Juga: Seruan Bank Dunia terhadap G20 di tengah pandemi virus corona
Undang-undang itu, disebutnya secara terang-terangan menghalangi kedaulatan lain dari mengembangkan hubungan diplomatik yang sah dengan China, yang merupakan tindakan hegemoni.