kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tengah panas, Taiwan: Militer kita siap menghadapi serangan apapun dari China


Selasa, 31 Maret 2020 / 11:18 WIB
Tengah panas, Taiwan: Militer kita siap menghadapi serangan apapun dari China
ILUSTRASI. Tentara Taiwan. Pejabat Taiwan menyebut militer negaranya siap menghadapi serangan apapun dari China. REUTERS/Tyrone Siu


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Seorang pejabat senior pertahanan Taiwan mengatakan bahwa militer negaranya telah dipersiapkan dengan baik jika ada serangan dari Beijing selama wabah virus corona.

"Pada puncak wabah pandemi di seluruh dunia, jika Komunis Tiongkok berusaha melakukan petualangan militer yang mengarah ke konflik regional, mereka akan dikutuk oleh dunia, dan terlepas dari apa yang akan terjadi, kita semua siap dan telah melakukan yang terbaik persiapan untuk ini,” kata Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Chang Guan-chung seperti dikutip South China Morning Post.

Baca Juga: Lockdown dan panic buying di berbagai negara bisa mengguncang ketahanan pangan global

Dia mengatakannya selama sesi dengan pendapat dengan legislatif ketika anggota parlemen bertanya bagaimana kementerian pertahanan melihat kegiatan baru-baru ini oleh China dan Amerika Serikat di dalam dan sekitar Selat Taiwan.

Bulan lalu tiga kelompok terpisah dari pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat China mendekati pulau itu sambil mengambil bagian dalam latihan pelatihan jarak jauh di Pasifik barat.

Bulan ini sekelompok pesawat lain mendekati Taiwan dalam latihan yang menurut para analis dimaksudkan untuk memamerkan kemampuan navigasi malam hari di segala cuaca mereka.

Angkatan udara Taiwan bergegas menerbangkan jet tempur untuk membayangi, mencegat dan membubarkan pesawat tempur PLA melalui peringatan radio dari pendekatan oleh pesawat China. 

Baca Juga: Studi: Sosial distancing bisa selamatkan puluhan juta jiwa di dunia akibat corona

Tindakan-tindakan itu juga mendorong AS untuk mengirim dua pembom B-52 dalam penerbangan ke arah selatan dari pantai timur Taiwan, sementara sebuah pesawat transportasi terbang melintasi Selat Taiwan.

Angkatan Laut AS juga mengumumkan pada 19 Maret lalu bahwa mereka telah melakukan uji coba peluru kendali langsung di Laut Filipina, dalam apa yang dikatakan para analis adalah pesan bahwa itu adalah tantangan sistem militer baru dari China.

Wang Ting-yu, seorang legislator dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, mengatakan kegiatan PLA baru-baru ini di Selat Taiwan dapat mengancam perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

Menanggapi hal itu, Chang mengatakan militer selalu memantau dengan ketat kegiatan PLA dan situasi di wilayah tersebut dengan bantuan intelijen yang diperoleh militer dan melalui kerja sama dengan pemerintah lain. "Masyarakat dapat yakin akan kemampuan kita untuk menegakkan keamanan nasional," tegasnya.

Baca Juga: Data Johns Hopkins: Kasus virus corona di AS sudah lampaui 160.000, 3.000 kematian

Mayor Jendral Chen Kuo-hua mengatakan pada sesi legislatif yang sama bahwa kegiatan PLA di wilayah itu adalah latihan rutin dan jumlah pesawat tempur yang dikirim oleh PLA untuk latihan di Laut China Selatan masih berada dalam wilayah normal.

Komentar Chang muncul dua hari setelah Beijing mengecam Presiden AS Donald Trump karena menandatangani undang-undang yang dirancang untuk meningkatkan posisi diplomatik Taiwan.

"China mengungkapkan kemarahannya yang kuat dan dengan tegas menentang RUU itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.

Baca Juga: Seruan Bank Dunia terhadap G20 di tengah pandemi virus corona

Undang-undang itu, disebutnya secara terang-terangan menghalangi kedaulatan lain dari mengembangkan hubungan diplomatik yang sah dengan China, yang merupakan tindakan hegemoni.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×