kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Terancam gagal bayar, investor Evergrande menuntut uang kembali


Senin, 27 September 2021 / 15:30 WIB
Terancam gagal bayar, investor Evergrande menuntut uang kembali
ILUSTRASI. Evergrande . REUTERS/Aly Song


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - CHINA. Ribuan investor ritel menderita kerugian besar akibat gagal bayar yang dialami oleh Evergrande Group. Mereka menuntut uang mereka bisa segera dikembalikan. 

Mengutip pemberitaan Channelnewsasia, Senin (27/9), dikabarkan sejumlah investor sedang melakukan negosiasi agar masa pembayaran utang diperpanjang. Namun tidak jelas berapa jumlah tunggakan utang dan tidak ada bukti terkait penundaan pembayaran tersebut. 

Diperkirakan perusahaan belum membayarkan utang kepada investor senilai 40 miliar yuan atau setara US$ 6,2 miliar. Utang itu berasal dari produk investasi yang dijual kepada investor ritel yang telah memicu protes nasional dan lebih banyak tekanan pada Beijing. 

Jika masalah ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan merembet ke industri perwalian atau perusahaan manajemen aset mencapai US$ 3 triliun dan akan membahayakan lebih banyak investor. 

Baca Juga: Evergrande bisa dapat US$ 600 juta dari menjual saham perusahaan asuransi jiwa

Kemudian mengancam sumber pendanaan non-bank terbesar untuk sektor properti ini. Seiring dengan mundurnya bank bayangan. “Pemerintah China akan menempatkan stabilitas sosial sebagai salah satu prioritas,” kata James Feng, mitra pendiri Poseidon Capital Group. 

Bahkan, tunggakan utang perusahaan kembali semakin menumpuk pada kuartal IV 2021. Khususnya dari produk dijual perusahaan manajemen aset mencapai US$ 1,8 miliar. Produk investasi ini menyasar investor ritel dan institusi kaya. 

Ditambah lagi, produk ini akan jatuh tempo tahun depan dan sudah menyentuh angka US$ 4 miliar. Guna mengantisipasi itu, pemerintah berupaya menjaga stabilitas keuangan dan telah memerintahkan perusahaan segera membayarkan kewajibannya. 

Dalam pertemuan baru-baru ini, regulator mendesak perusahaan untuk menyelesaikan proyek perumahan yang belum selesai dan membayar kembali utang ke investor ritel, sambil menghindari default pada obligasi dolar.

Sementara itu, ketua Evergrande Hui Ka Yan mengatakan kepada karyawan pada pekan lalu bahwa perusahaan akan segera melunasi utangnya. Namun utang lebih dari US$ 300 dengan arus kas yang menyusut, tidak jelas bagaimana ia dapat melunasinya. 

Perusahaan telah melewati tenggat waktu pembayaran kupon senilai US$ 83,5 juta pada 23 September 2021 ini. Ini merupakan pembayaran obligasi senilai US$2 miliar yang jatuh tempo pada bulan Maret 2021. 

Walau begitu, perusahaan tetap patuh pada pembatasan pemerintah dan memastikan penggunaan uang tunai hanya untuk menyelesaikan proyek perumahan dan tidak untuk membayarkannya ke kreditur. Akibatnya, pasar saham dan obligasi ikut terguncang.

Obligasi Evergrande 8,25% yang jatuh tempo pada 2022 mengindikasikan penurunan sebesar 0,5% pada dolar pada hari Senin menjadi 28,4 sen. Untungnya, saham perusahaan naik 2,5% di bursa efek Hong Kong, mengurangi penurunannya menjadi 84 persen tahun ini.

Ketergantungan Evergrande pada produk wealth management dan trust mulai tumbuh setelah bank diarahkan untuk mengurangi pinjaman mereka ke sektor properti. Pada akhir 2019, Evergrande telah melakukan bisnis dengan sebagian besar dari 68 perusahaan perwalian di China, yang menyumbang 41% dari total pembiayaan.

Menanggapi masalah keuangan Evergrande, perusahaan perwalian tumbuh lebih berhati-hati tahun lalu, dengan beberapa hanya menerima satu dari lusinan proposal dari pengembang, seringkali mendanai kurang dari setengah nilai proyek.

Evergrande juga mengurangi eksposur mereka ke perusahaan properti lain karena akan mengancam seluruh industri properti, yang menyumbang lebih dari 15% ekonomi China. Perusahaan perwalian telah memotong pinjaman luar biasa kepada perusahaan properti sebesar 201 miliar yuan pada paruh pertama tahun ini, turun 17%. 

Meskipun demikian, perwalian tetap menjadi sumber utang langsung terbesar Evergrande, melebihi pinjaman bank dan obligasi, kata Christopher Yip, direktur senior di S&P Global Ratings. “Mereka juga merupakan peminjam kepercayaan terbesar di sektor properti," tutupnya. 

Selanjutnya: Ada potensi gagal bayar Evergrande, begini respons pasar domestik menurut Bahana TCW



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×