kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terbit minggu ini, laporan yang paling ditunggu-tunggu dari misi WHO ke Wuhan


Senin, 15 Maret 2021 / 13:09 WIB
Terbit minggu ini, laporan yang paling ditunggu-tunggu dari misi WHO ke Wuhan
ILUSTRASI. Peter Ben Embarek, anggota tim WHO yang bertugas menyelidiki asal-usul virus corona (COVID-19), meninggalkan Rumahsakit Pengobatan Terpadu China dan Barat Provinsi Hubei di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 29 Januari 2021. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Laporan yang paling ditunggu-tunggu dari misi internasional ke Wuhan untuk menyelidiki asal-usul virus corona akan diterbitkan minggu ini, menyusul tekanan kuat AS dan China atas isinya.

Pandemi virus corona masih melanda planet ini, menewaskan lebih dari 2,6 juta orang dan menghancurkan ekonomi global sejak kasus pertama muncul di kota China tersebut pada Desember 2019 lalu.

Dalam 15 bulan sejak saat itu, sains telah secara ajaib mengembangkan banyak vaksin untuk melawan penyakit akibat virus corona. Tetapi, misteri di jantung pandemi masih belum terpecahkan.

Baru pada Januari lalu tim ahli internasional yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengunjungi Wuhan untuk memulai penyelidikan selama sebulan di lapangan.

Misi WHO bertujuan untuk menemukan petunjuk tentang bagaimana virus corona awalnya berpindah dari hewan ke manusia.

Baca Juga: Peneliti WHO sarankan cari sumber virus corona di seluruh dunia

Sekarang, sebulan setelah meninggalkan Wuhan, tim WHO dan rekan-rekan China mereka bersiap untuk mengeluarkan temuan, yang seharusnya membantu mengidentifikasi jalur yang paling mungkin, sambil menurunkan hipotesis lain yang kurang mungkin.

Meskipun para pemimpin global menginginkan jawaban segera, mengungkap asal muasal epidemi membutuhkan waktu, dan terkadang tidak pernah ditemukan.

Tim WHO optimistis

Meskipun demikian, mengutip Channel News Asia, anggota misi, yang berasal dari berbagai bidang dan disiplin ilmu, optimistis.

"Saya yakin, kami akan segera mengetahuinya. Dalam beberapa tahun ke depan, kami akan memiliki data signifikan yang nyata tentang dari mana asalnya dan bagaimana kemunculannya," kata ahli zoologi Inggris Peter Daszak, salah satu tim, pada 10 Maret lalu.

Pada 9 Februari, tim WHO mengadakan konferensi pers yang panjang di Wuhan sebelum meninggalkan kota itu, memberikan gambaran tentang apa yang mungkin muncul dalam laporan tersebut.

Baca Juga: China: Kami akan terus bekerja dengan WHO untuk temukan asal-usul virus corona

Para ahli percaya, SARS-CoV-2, virus corona baru yang menyebabkan Covid-19, awalnya berasal dari kelelawar dan masuk ke manusia melalui hewan perantara.

Namun, sampel dari puluhan ribu hewan liar, domestik, dan hewan ternak di wilayah tersebut tidak menunjukkan jejak virus.

Para ilmuwan juga tidak yakin di mana dan kapan wabah dimulai, meskipun kasus Wuhan tetap yang paling awal diketahui.

Konon, misi tersebut telah menghasilkan sejumlah hipotesis.

"Ada saluran (kembali) dari Wuhan ke provinsi-provinsi di China Selatan, di mana virus relatif terdekat dengan SARS-CoV-2 ditemukan pada kelelawar," ujar Daszak pada acara yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Chatham House Inggris pekan lalu.

"Ini menyediakan tautan dan jalur di mana virus dapat secara meyakinkan menyebar dari satwa liar ke manusia atau hewan yang dibudidayakan di wilayah tersebut dan kemudian dikirim ke pasar. Itu petunjuk yang sangat penting," imbuhnya. 

Baca Juga: Laporan WHO tentang asal usul virus corona di ujung tanduk, benarkah akan dibatalkan?

Tim WHO juga tidak mengesampingkan penularan melalui daging beku, paket makanan beku impor menjadi teori favorit Beijing.

Ahli virologi Belanda Marion Koopmans, juga anggota tim WHO, mengatakan, sementara penularan virus berpotensi terjadi melalui orang yang terinfeksi menyentuh produk makanan beku, "kemungkinan besar asalnya bukan di luar kemasan".

Namun, dia dan koleganya menyebutkan, daging beku hewan liar dari provinsi tetangga Wuhan tetap menjadi "pilihan yang sangat valid".

Ide kebocoran laboratorium dari Institut Virologi Wuhan, hipotesis yang dipromosikan oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, adalah "yang paling kecil kemungkinannya dalam daftar hipotesis kami," sebut Koopmans, seperti dikutip Channel News Asia.

Namun, di Jenewa, dalam menghadapi awan kecurigaan yang terus membayangi misi tersebut, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bersikeras, semua hipotesis tetap dibahas dan menjanjikan transparansi atas laporan tersebut.

Selanjutnya: Tim WHO berubah sikap, curiga teori China soal asal muasal Covid-19




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×