Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat (AS) sedang menguji obat anti-malaria hydroxychloroquine untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus corona baru.
Pengujian ini selang beberapa hari setelah beberapa dokter AS mengatakan, mereka menggunakan hydroxychloroquine pada pasien yang terinfeksi dan obat itu bekerja.
Penggunaan obat berusia puluhan tahun, yang dapat pujian dari Presiden Donald Trump sebagai senjata potensial melawan Covid-19, melonjak karena AS dengan cepat jadi pusat pandemi.
Baca Juga: Asa, Pfizer identifikasi kandidat obat untuk obati pasien virus corona
Studi tersebut akan mengevaluasi keamanan dan efektivitas hydroxychloroquine dan dilakukan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), bagian dari NIH.
"Hydroxychloroquine telah menunjukkan harapan dalam pengaturan laboratorium terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, dan laporan awal menunjukkan potensi kemanjuran dalam studi kecil dengan pasien," kata James P Kiley, Direktur Division of Lung Diseases NHLBI, Kamis (9/4), seperti dikutip Reuters.
Obat ini digunakan untuk mengobati malaria dan reumatoid seperti radang sendi. Efek samping potensial dari obat tersebut termasuk kehilangan penglihatan dan masalah jantung.
Baca Juga: Diancam Trump, India Kembali Izinkan Ekspor Obat Anti Malaria
Badan Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) belum menyetujui hydroxychloroquine sebagai pengobatan Covid-19, tetapi telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk obat anti-malaria itu.