kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,25   -3,11   -0.33%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak Inflasi, Ekonomi Inggris Diprediksi Akan Melambat


Senin, 01 Agustus 2022 / 14:09 WIB
Terdampak Inflasi, Ekonomi Inggris Diprediksi Akan Melambat
ILUSTRASI. Gedung Parlemen Inggris. Terdampak Inflasi, Ekonomi Inggris Diprediksi Akan Melambat


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - LONDON. Ekonomi Inggris diproyeksi tidak akan tumbuh dalam tiga bulan ke depan sebagai dampak kenaikan harga yang menekan konsumsi.

Bank of England (BoE) diprediksi akan naikkan bunga acuan menjadi 1,75% pekan ini untuk menjinakkan inflasi yang sudah di level 9,4%, mengutip Reuters pada Senin (1/8).

Adapun Konfederasi Industri Inggris (CBI) menyatakan anggota organisasi melaporkan pertumbuhan di atas rata-rata dalam tiga bulan hingga akhir Juli 2022. Sedikit lebih cepat daripada dalam tiga bulan hingga Juni 2022, namun mereka memperkirakan kondisi ini akan mereda pada bulan-bulan mendatang.

"Karena perusahaan dan konsumen terus diterpa oleh kenaikan harga, aktivitas sektor swasta telah melambat hingga hampir terhenti," kata ekonom CBI Alpesh Paleja.

Baca Juga: Ingin Kuliah di Inggris? Beasiswa Chevening Buka Agustus 2022, Cek Syarat Daftarnya

BoE secara luas diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1995 pada hari Kamis, menaikkan suku bunga menjadi 1,75% dari 1,25% untuk menjinakkan inflasi yang sudah mencapai level tertinggi 40 tahun di 9,4%.

Namun, BoE telah memperingatkan bahwa ekonomi Inggris kemungkinan mengalami konstraksi pada akhir tahun ini, ketika lonjakan 40% dalam tarif energi yang diatur mengenai konsumen pada bulan Oktober. Bank Sentral juga telah memperkirakan ekonomi akan sedikit berkontraksi tahun depan.

Tak hanya Inggris, Amerika Serikat (AS) juga mengalami penyusutan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama dan kedua tahun ini. Sehingga, mau tak mau, Negeri Paman Sam pun memenuhi syarat sebagai negara yang tengah menderita resesi.

Pekan lalu Dana Moneter Internasional memperkirakan Inggris akan melihat pertumbuhan terlemah dari setiap ekonomi utama selain Rusia tahun depan.  Sedangkan, CBI mengatakan keseimbangan output bulanannya, berdasarkan survei produsen, perusahaan jasa dan pengecer, naik menjadi 8 untuk tiga bulan hingga Juli dari 5 untuk tiga bulan hingga Juni. Saldo Juli yang diharapkan untuk tiga bulan ke depan adalah nol, naik dari -3 di bulan Juni.

Baca Juga: Powell Janji Tidak Kendorkan Upaya Hadang Inflasi, Fed Bergerak Sesuai Ekspektasi

Produsen memperkirakan pertumbuhan yang lambat saat ini akan terus berlanjut, sementara layanan konsumen dan bisnis ritel melihat penurunan penjualan, dan layanan bisnis memperkirakan pertumbuhan akan melambat, kata CBI.

"Ini tidak mengejutkan, mengingat inflasi yang kuat telah mendorong upah riil turun tajam, dan kepercayaan konsumen berada pada titik terendah sepanjang masa," tambahnya.




TERBARU

[X]
×