Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Banyak negara telah meminta warganya meninggalkan dan menjauhi Lebanon. Termasuk pemerintah Indonesia juga meminta warga negara Indonesia (WNI) keluar dari Lebanon. Apakah akan terjadi perang besar besar di Lebanon?
Instruksi meninggalkan Lebanon terjadi setelah ketegangan di kawasan Timur Tengah meningkat. Hal itu terjadi pasca pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh. Iran bersama dengan Hamas dan sekutunya yang berbasis di Lebanon, Hezbollah, yang didukung oleh Iran, menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024).
Dalam keterangan resmi, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengimbau kepada Warga WNI untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik.
Kemenlu juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh Perwakilan RI. Khusus bagi WNI di wilayah Lebanon diimbau untuk dapat segera meninggalkan wilayah Lebanon.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline:
1. KBRI Beirut: +961 7 0817 310
2. KBRI Tehran: +989 0 2466 8889
3. KBRI Amman: +962 7 7915 0407
4. Direktorat Pelindungan WNI: +62 812 9007 0027
Diberitakan Kompas.com, AS dan Inggris telah mengawali seruan untuk meninggalkan Lebanon tersebut pada Sabtu (3/8/2024). Pada Minggu (4/8/2024) ini, giliran Perancis, Kanada, Yordania, dan Arab Saudi yang menyerukan warganya untuk meninggalkan Lebanon. Seruan itu muncul di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan antaran Israel dan Hezbollah.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (3/8/2024), Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan, warga negara Inggris harus meninggalkan Lebanon sekarang juga selagi masih ada pilihan-pilihan yang tersedia. "Ketegangan sedang tinggi, dan situasi dapat memburuk dengan cepat," kata Menteri Luar Negeri David Lammy.
"Sementara kami bekerja sepanjang waktu untuk memperkuat kehadiran konsuler kami di Lebanon, pesan saya kepada warga negara Inggris di sana sudah jelas - pergilah sekarang juga," jelasnya, dikutip dari AFP.
Kementerian Luar Negeri menyatakan, telah memperkuat dukungan bagi warga Inggris di negara Timur Tengah itu dengan mengerahkan pasukan perbatasan, pejabat konsuler, dan personel militer ke wilayah tersebut. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Lebanon pada Sabtu juga telah mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dengan "tiket apa pun yang tersedia".
"Meskipun ada penangguhan dan pembatalan penerbangan, pilihan transportasi komersial untuk meninggalkan Lebanon tetap tersedia," kata pernyataan Kedubes AS di Lebanon.
"Kami mendorong mereka yang ingin meninggalkan Lebanon untuk memesan tiket apa pun yang tersedia bagi mereka, meskipun penerbangan itu tidak segera berangkat atau tidak mengikuti rute pilihan pertama mereka," tambah mereka.
Baca Juga: Cara Buat Paspor 2024 Online & Bayar, Untuk Umrah & Jalan-Jalan Ke Luar Negeri
Perancis menjadi negara terbaru yang meminta warganya meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang antara Hezbollah dan Israel. Perancis pada Minggu (4/8/2024) mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.
"Dalam konteks keamanan yang sangat tidak stabil, kami sekali lagi meminta perhatian warga negara Prancis, terutama mereka yang melintas, pada fakta bahwa penerbangan komersial langsung dan penerbangan dengan persinggahan ke Perancis masih tersedia, dan kami mengundang mereka untuk membuat rencana sekarang untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin,"
Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan dalam pemberitahuan saran perjalanan untuk Lebanon. Perancis memperkirakan sekitar 23.000 warganya tinggal di Lebanon, dan bulan lalu sekitar 10.000 warga Perancis berkunjung ke negara tersebut.
Swedia juga sudah mengumumkan penutupan kedutaan besarnya di Beirut dan meminta warga negaranya untuk pergi.
Kekhawatiran perang muncul setelah Iran dan sekutunya mengancam akan menanggapi pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh. Teheran, bersama dengan Hamas dan sekutunya yang berbasis di Lebanon, Hezbollah, yang didukung oleh Iran, menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024).
Haniyeh terbunuh sehari setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hezbolllah, Fuad Chokr, di dekat Beirut.
Hezbolllah mengatakan pada Sabtu, telah meluncurkan puluhan roket Katyusha ke Israel, dan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan tanggapan atas serangan Israel ke Lebanon. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya berada pada "tingkat yang sangat tinggi" dalam hal kesiapsiagaan untuk menghadapi skenario apa pun -defensif dan ofensif.
Baca Juga: Daftar CPNS 2024, Catat Cara Download Sertifikat SKD & Buat Akun Sscasn.bkn.go.id