kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terpapar wabah corona, produsen celana jins Lucky Brand ajukan kebangkrutan


Minggu, 05 Juli 2020 / 15:20 WIB
Terpapar wabah corona, produsen celana jins Lucky Brand ajukan kebangkrutan
ILUSTRASI. ilustrasi palu hakim untuk persidangan atau vonis. Foto Dok Shutterstock


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lucky Brand Dungarees LLC dan afiliasinya, yang dikenal sebagai produsen celana jins dan pakaian lainnya mengajukan kebangkrutan di Delaware setelah upaya restrukturisasi akibat pandemi Covid-19 berujung gagal.

Mengutip Bloombeg, Sabtu (4/6) perusahaan tersebut telah menandatangani perjanjian pembelian aset dengan SPARC Group LLC, yang mengoperasikan beberapa merek besar termasuk Aeropostale dan Nauctica. Menurut pernyataan resminya, SPARC bakal mengurus pembelian secara substansial seluruh aset operasional Lucky Brand Dungarees.

Baca Juga: Kirim pesan kepada China, Jepang dan India gelar latihan perang di Samudera Hindia

Selain itu, SPARC juga akan memiliki beberapa perusahaan yang terafiliasi dan seluruh kekayaan intelektual dari Lucky Brand. "Pandemi Covid-19 telah sangat mempengaruhi penjaualan di seluruh saluran," ujar CEO Lucky Brand Matius Kaness dalam pernyataan resminya.

Meski begitu, pihaknya optimis tentang pembukaan kembali toko untuk menjaring pelanggan walau kondisi bisnis belum pulih seutuhnya.  Lucky Brand, yang merupakan perusahaan portofolio firma ekuitas swasta Leonard Green & Partners LP, mengatakan bakal tetap beroperasi selama proses ini berlangsung dan mencoba mencari calon penawar lain untuk mendapat harga terbaik. 

Sebelum timbulnya virus corona, perusahaan telah banyak bekerja untuk merestrukturisasi sebagian besar operasional dan toko ritelnya serta membayar hutang jatuh tempo menurut Mark Renzi, Kepala Petugas Restrukturisasi dalam dokumen pengadilan. "Terlepas dari upaya terbaik perusahaan dan dukungan para pemangku kebijakan, upaya restrukturisasi perusahaan digagalkan oleh kombinasi dampak ekonomi dari Covid-19, yang mengakibatkan penutupan toko ritel diperpanjang dan likuiditas yang mengetat," kata Renzi. 

Perusahaan yang didirikan tahun 1990 di Los Angeles ini merupakan salah satu dari pengecer pakaian fesyen yang mencari perlindungan dari kebangkrutan di tengah pandemi. Perusahaan lain seperti J.C. Penney Co, Neiman Marcus Group Inc dan J. Crew Group Inc masing-masing telah lebih dulu mengajukan kebangkrutan pada bulan Mei 2020. 

Baca Juga: Ditekan soal isu LGBT, Putin sindir bendera pelangi yang dikibarkan kedutaan Amerika

Sekadar informasi saja, pada tanggal pengajuan kebangkrutan, Lucky Brand memiliki utang sekitar US$ 181,97 juta. Perusahaan ini mengoperasikan sekitar 112 toko ritel khusus dan 98 toko outlet di Amerika Utara hingga akhir Mei. 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×