kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tes vaksin virus corona resmi dilakukan, sukarelawan AS dapat suntikan pertama


Selasa, 17 Maret 2020 / 09:47 WIB
Tes vaksin virus corona resmi dilakukan, sukarelawan AS dapat suntikan pertama
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di New York. REUTERS/Eduardo Munoz


Sumber: Al Jazeera,AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Peneliti AS memberikan suntikan pertama kepada orang pertama dalam eksperimen tes vaksin virus corona pada hari Senin (16/2).

Dengan langkah hati-hati di lengan sukarelawan yang sehat, para ilmuwan di Kaiser Permanente Washington Research Institute di Seattle memulai penelitian tahap pertama yang selama ini ditunggu-tunggu dengan cemas tentang potensi vaksin COVID-19 yang dikembangkan dalam waktu singkat. Virus jenis baru ini meledak dari China dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.

"Kami menjadi bagian tim virus corona sekarang," kata pimpinan pengujian Kaiser Permanente, Dr Lisa Jackson pada malam sebelum percobaan. "Semua orang ingin melakukan apa yang mereka bisa dalam keadaan darurat ini."

Baca Juga: Inilah pesan simpati Xi Jinping soal virus corona ke seluruh dunia

Kantor berita Associated Press menyaksikan partisipan pertama studi itu. Dia merupakan seorang manajer operasional di sebuah perusahaan teknologi kecil dan menerima suntikan di dalam ruang pengetesan. Beberapa orang lainnya tampak mengantre mengikuti tes yang pada akhirnya akan memberi 45 sukarelawan dua dosis, satu bulan secara terpisah.

"Kita semua merasa sangat tidak berdaya. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk melakukan sesuatu," kata Jennifer Haller, 43, dari Seattle seperti yang dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Pejabat Amerika: Uji coba vaksin virus corona dimulai hari ini

Dia adalah ibu dari dua remaja dan dia pikir ikut mengambil bagian dalam penelitian ini merupakan hal yang bagus dan bermanfaat.

Senin kemarin menjadi tonggak sejarah yang menandai awal dari serangkaian studi pada sejumlah orang yang diperlukan untuk membuktikan apakah suntikan itu aman dan bisa bekerja. Bahkan jika penelitian berjalan dengan baik, vaksin tidak akan tersedia untuk digunakan secara luas selama 12 hingga 18 bulan, kata Dr Anthony Fauci dari US National Institutes of Health.

Di sisi lain, percobaan itu masih sangat penting jika virus menjadi ancaman jangka panjang.

Ada puluhan vaksin 

Kandidat vaksin ini, diberi nama kode mRNA-1273, dikembangkan oleh NIH dan perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts, Moderna Inc. Tidak ada kemungkinan peserta dapat terinfeksi dari suntikan karena mereka tidak mengandung virus corona itu sendiri.

Ini bukan satu-satunya vaksin potensial yang akan diujicoba. Lusinan kelompok riset di seluruh dunia berlomba untuk membuat vaksin melawan COVID-19. Kandidat lain, yang dibuat oleh Inovio Pharmaceuticals, diperkirakan akan memulai studi keselamatan sendiri -di AS, China dan Korea Selatan- pada bulan depan.

Baca Juga: Lembaga Eijkman diihubungi Kemenkes untuk membahas pembuatan vaksin corona

Eksperimen Seattle berlangsung beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus baru sebagai pandemi karena penyebaran globalnya yang cepat, menginfeksi lebih dari 169.000 orang dan menewaskan lebih dari 6.500.

Virus corona telah menjungkirbalikkan tatanan sosial dan ekonomi dunia sejak China pertama kali mengidentifikasi virus itu tahun lalu. Untuk menghentikan penyebarannya, China menutup sekolah dan bisnis, membatasi perjalanan, membatalkan acara hiburan dan olahraga, serta mendorong orang untuk menjauh satu sama lain.

Baca Juga: Belum ada obatnya, bagaimana pasien positif virus corona sembuh?

Memulai apa yang oleh para ilmuwan disebut sebagai penelitian pertama pada manusia adalah kesempatan penting bagi para ilmuwan. Mereka telah bekerja sepanjang waktu, menyiapkan penelitian di negara bagian AS yang diserang paling awal dan paling keras oleh virus mematikan itu.

"Namun, berawal dari ketidaktahuan bahwa virus ini ada di luar sana ... untuk memiliki vaksin, hanya diperlukan waktu pengujian sekitar dua bulan merupakan hal yang  belum pernah terjadi sebelumnya," tutur Jackson mengatakan kepada The Associated Press.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×