Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Perdana Menteri Thailand yang kontroversial, Thaksin Shinawatra, akan menghadapi vonis atas kasus dugaan penghinaan terhadap Raja Maha Vajiralongkorn pada 22 Agustus mendatang.
Hal ini dikonfirmasi oleh pengacaranya pada Rabu (16/7), di tengah serangkaian tekanan hukum dan politik yang turut mengguncang pemerintahan putrinya, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra.
Kasus Hukum Thaksin dan Pengaruhnya dalam Pemerintahan
Meskipun Thaksin tidak memegang jabatan resmi dalam pemerintahan, pengaruhnya terhadap Partai Pheu Thai, partai penguasa saat ini, sangat kuat. Banyak pihak melihatnya sebagai "pengendali bayangan" pemerintahan, yang kini tertekan oleh berbagai krisis, mulai dari perlambatan ekonomi, ketegangan di perbatasan, hingga polemik hukum yang melibatkan dirinya dan sang perdana menteri.
“Kami yakin akan mendapatkan keadilan,” ujar pengacara Thaksin, Winyat Chatmontree, kepada wartawan.
Baca Juga: Diterpa Badai Politik, Thaksin Shinawatra Tetap Masuk Daftar Orang Terkaya Thailand
Hukum Lèse-Majesté dan Ancaman Hukuman Penjara
Thailand dikenal memiliki salah satu undang-undang lèse-majesté (penghinaan terhadap kerajaan) yang paling ketat di dunia. Hukum ini dapat menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi siapa pun yang terbukti menghina, memfitnah, atau mengancam Raja maupun keluarga dekatnya.
Selain kasus penghinaan kerajaan, Thaksin juga menghadapi perkara terpisah terkait keabsahan masa rawat inapnya di rumah sakit polisi. Jika terbukti bermasalah, ia berpotensi kembali mendekam di balik jeruji besi.
Dari Pengasingan ke Penjara, Lalu Rumah Sakit VIP
Thaksin kembali ke Thailand pada tahun 2023 setelah bertahun-tahun hidup dalam pengasingan. Ia langsung dijebloskan ke penjara untuk menjalani hukuman delapan tahun atas kasus penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan. Namun, Raja Thailand mengurangi hukumannya menjadi satu tahun.
Menariknya, hanya semalam di penjara, Thaksin dipindahkan ke rumah sakit polisi dengan alasan sakit dada. Ia kemudian menghabiskan enam bulan di bangsal VIP rumah sakit sebelum dibebaskan bersyarat. Masa rawat inap yang panjang ini memicu kemarahan publik dan menimbulkan pertanyaan besar tentang kondisi kesehatannya yang sebenarnya.
Baca Juga: Impor Logam Antimon AS dari Thailand dan Meksiko Melonjak Pasca Larangan Ekspor China
Paetongtarn Shinawatra: PM Termuda yang Tersandung Skandal
Di sisi lain, putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, yang kini menjadi Perdana Menteri termuda Thailand, juga sedang menghadapi tekanan besar. Ia diskors dari tugasnya pada bulan Juni setelah rekaman percakapannya dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik.
Dalam rekaman tersebut, ia tampak terlalu merendahkan diri dan mengkritik seorang komandan militer Thailand, yang memicu reaksi keras dari dalam negeri.
Skandal tersebut menyebabkan mitra koalisi terbesar kedua menarik dukungannya, sehingga pemerintahan Pheu Thai kini hanya memiliki mayoritas tipis di parlemen. Protes demi protes terus bermunculan, dengan desakan agar Paetongtarn mundur dari jabatannya.