Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengatakan siap menghadapi risiko pertumbuhan ekonomi global dan domestik dengan pemangkasan suku bunga paling cepat bulan depan. Hal ini mencuat setelah dua hari rapat Federal Open Market Committee yang berakhir tadi malam, Rabu (19/6).
Semalam, The Fed masih menahan suku bunga acuan di posisi 2,25%-2,5%. Sejumlah anggota komite memangkas outlook pertumbuhan tahun ini sekitar 0,5% atau 50 basis poin.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, para anggota komite bank sentral pun sepakat bahwa potensi penurunan suku bunga mulai dipertimbangkan. "Tujuh pekan lalu, AS memiliki laporan tenaga kerja yang sangat baik dan rapat terakhir sebelumnya kondisi ekonomi positif dan kebijakan kami sudah sesuai. Tapi kabar perdagangan menjadi pendorong penting sentimen di pertengahan tahun ini," kata Powell seperti dikutip Reuters.
Sekadar mengingatkan, Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor China pada 10 Mei. Perang dagang makin panas setelah China membalas dengan kenaikan tarif impor AS meski nilainya lebih kecil. Kondisi perang dagang masih panas hingga pekan ini setelah Trump mengatakan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada konferensi tingkat tinggi G20 di Jepang pekan depan.
Di dalam negeri, Trump berulang kali menuduh The Fed menekan upayanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Trump pun menuntut penurunan suku bunga acuan.
Proyeksi terbaru The Fed menunjukkan bahwa hampir separuh dari 17 anggota komite The Fed menunjukkan kesediaan untuk memangkas suku bunga pekan depan. Tujuh orang bahkan mungkin menyetujui pemangkasan hingga 50 basis point.
"Kami sangat memperhatikan risiko terhadap prospek dan siap bergerak dan menggunakan alat kebijakan sesuai dengan kebutuhan," kata Powell. Dia menambahkan, jika The Fed mengambil kebijakan pelonggaran moneter, maka bank sentral ini juga mungkin akan menghentikan aksi pengurangan neraca secara bertahap.
Menurut proyeksi para anggota The Fed, inflasi AS tahun ini diperkirakan hanya 1,5%, turun dari proyeksi sebelumnya pada 1,8% dan jauh lebih rendah daripada target 2%. Bahkan, para pengambil kebijakan moneter ini memperkirakan target inflasi 2% juga akan meleset pada tahun depan.
Powell mengungkapkan bahwa gaji naik, tapi tidak dalam laju yang memungkinkan untuk mencapai inflasi.