Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan yang berakhir Rabu (31/7) untuk menopang perekonomian terhadap risiko pelemahan global. Tetapi Gubernur The Fed mengatakan, dia tidak melihat langkah itu sebagai awal dari serangkaian penurunan suku bunga yang panjang.
Mengutip Reuters, Gubernur The Fed Jerome Powell mengutip pelemahan ekonomi global, memanasnya ketegangan perdagangan dan keinginan untuk meningkatkan inflasi yang terlalu rendah sebagai latar belakang yang mendukung keputusan bank sentral untuk menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 dan meningkatkan rencana untuk berhenti menyaring kepemilikan obligasi besar-besaran.
Pasar keuangan telah mengharapkan The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran target 2% menjadi 2,25%.
Dalam sebuah pernyataan di akhir pertemuan yang berlangsung sejak 30 Juli itu, The Fed mengatakan telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga, mengingat implikasi perkembangan global untuk prospek ekonomi serta tekanan inflasi yang diredam.
Bank sentral juga mengatakan akan terus memantau informasi yang akan mempengaruhi ekonomi dan akan bertindak untuk mempertahankan rekor panjang ekspansi ekonomi AS.
"Mereka pandai untuk melanjutkan dan mengambil jaminan di sini. Ini lebih baik daripada tidak sama sekali," jelas Brett Ewing, kepala strategi pasar Fist Franklin Financial Service seperti dikutip Reuters.
Powell dalam konferensi pers setelah rilis pernyataan Fed menandai penurunan suku bunga sebagai penyesuaian pertengahan siklus terhadap kebijakan.
Fed mengatakan, penurunan suku bunga akan membantu mengembalikan inflasi ke tafget 2%, tetapi ketidakpastian tentang prospek itu tetap ada. Selain itu, menurut The Fed, ekspansi kegiatan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang kuat juga merupakan hasil yang paling mungkin.
Menggarisbawahi keputusannya untuk melonggarkan kebijakan di seluruh lini, The Fed juga mengatakan akan berhenti menyusutkan kepemilikan obligasi senilai US$ 3,6 triliun mulai 1 Agustus, dua bulan lebih cepat dari jadwal.
"Saya pikir mengakhiri pengetatan kuantitatif di sini merupakan sebutan yang bagus," kata Firs Franklin Ewing.