Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal mempercepat perubahan besar kebijakannya dari proyeksi sebelumnya. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) ini berencana memajukan perkiraan kenaikan suku bunga acuan ke tahun 2023. Sebelumnya, kenaikan suku bunga diproyeksikan baru akan dilakukan pada tahun 2024.
Dalam hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pada Rabu (16/6), pembuat kebijakan The Fed memprediksi biaya pinjaman akan naik di tahun itu. The Fed juga membuka peluang untuk melakukan pembahasan tapering off setelah krisis kesehatan yang terjadi dalam 15 bulan terakhir dinilai sudah tidak lagi jadi kendala utama perdagangan AS.
Ketua Fed Jerome Powel mengatakan, ada juga diskusi awal tentang kapan harus menarik kembali pembelian obligasi bulanan Fed senilai $ 120 miliar. Pembahasan akan selesai dalam beberapa bulan mendatang karena ekonomi terus pulih.
Baca Juga: Harga Bitcoin turun ke US$ 38.000, terbebani pernyataan The Fed yang hawkish
Menurut Powell, pembicaraan tentang nasib program pembelian aset Fed dan kenaikan suku bunga, kapan pun itu terjadi, harus dilihat sebagai tanda kepercayaan pada pemulihan ekonomi yang telah berjalan lebih cepat dari yang dibayangkan. The Fed memprediksi ekonomi AS tumbuh 7% tahun ini.
"Mencapai kondisi untuk lepas landas terutama akan menandakan bahwa pemulihan kuat dan tidak lagi membutuhkan suku bunga mendekati nol," katanya dikutip Bloomberg, Kamis (17/6).
Banyak menilai komentar Powell dan pernyataan kebijakan Fed yang baru ini menandai mosi percaya yang kuat bahwa pemulihan AS berada di jalurnya, bahkan kekhawatiran terkait pandemi semakin berkurang.
Pertemuan minggu ini akan dicatat sebagai perubahan nyata dari kebijakan krisis yang telah ditempuh The Fed sejak awal pandemi. Pernyataan kebijakan itu menghilangkan bahasa lama bahwa krisis kesehatan terus membebani ekonomi. Sebaliknya, pejabat Fed mengatakan pengaruh vaksinasi Covid-19 akan terus mengurangi efek pandemi.
Baca Juga: Harga emas menguat ke US$ 1.820 usai aksi jual akibat pernyataan hawkish The Fed
aham-saham di AS turun setelah rilis pernyataan dan proyeksi ekonomi sebelum memangkas kerugian, dengan indeks S&P 500 ditutup turun sekitar 0,5%. Imbal hasil pada catatan Treasury AS tenor 10 tahun naik menjadi 1,58% dari 1,49% sebelum rilis.
Sementara imbal hasil Treasury AS dua tahun naik ke level tertinggi dalam sekitar satu tahun sekitar 0,21%.
Namun, adanya bahasa baru The Fed tidak berarti perubahan dalam kebijakan akan segera terjadi. The Fed pada hari Rabu mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek mendekati nol dan mengatakan akan terus untuk saat ini membeli US$ 80 miliar sekuritas Treasury dan US$ 40 miliar sekuritas.
Komitmennya untuk penyembuhan lebih lanjut dari pasar lapangan kerja tetap tidak berubah. The Fed menegaskan kembali ingin melihat kemajuan lebih lanjut yang substansial dalam pekerjaan sebelum membuat perubahan kebijakan.
Ekonomi masih kekurangan sekitar 7,5 juta pekerjaan dari posisinya pada awal pandemi. Pejabat Fed masih menggambarkan tingkat itu masih jauh dari tujuan mereka untuk memulihkan pekerjaan maksimum.
Powell menolak memberikan panduan tentang waktu untuk setiap perubahan kebijakan di masa depan, menekankan bahwa lebih banyak data ekonomi perlu disiapkan. Tetapi proyeksi ekonomi baru tampaknya menambahkan beberapa urgensi pada perencanaan The Fed.