Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para pejabat The Fed tampak terbagi dalam pertemuan awal November terkait seberapa jauh mereka perlu memotong suku bunga lebih lanjut.
Namun, secara kolektif, mereka sepakat untuk menghindari memberikan panduan yang terlalu konkret tentang evolusi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) ke depan.
Risalah rapat 6-7 November, yang dirilis Selasa (26/11), mencatat ketidakpastian terkait arah ekonomi dan sejauh mana tingkat suku bunga saat ini membatasi aktivitas ekonomi.
Hal ini menjadi pertimbangan utama dalam menentukan apakah diperlukan pemotongan lebih lanjut.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Selasa (26/11), Pasar Cermati Tarif Trump & Risalah The Fed
"Banyak peserta mengamati bahwa ketidakpastian mengenai tingkat suku bunga netral menyulitkan penilaian terhadap tingkat pembatasan kebijakan moneter," demikian menurut risalah tersebut.
Suku bunga netral adalah tingkat di mana aktivitas ekonomi tidak dirangsang maupun ditahan.
Para pejabat menekankan bahwa keputusan kebijakan moneter tidak mengikuti jalur yang telah ditetapkan sebelumnya dan akan bergantung pada evolusi ekonomi serta implikasinya terhadap prospek ekonomi.
Baca Juga: Reli Wall Street Mereda pada Selasa (26/11), Pasar Menunggu Data Inflasi Tengah Pekan
Pemotongan Suku Bunga Bertahap
Pada pertemuan tersebut, The Fed memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,50%-4,75%.
Langkah ini dilakukan setelah kemenangan kandidat Partai Republik, Donald Trump, dalam pemilihan presiden AS pada 5 November.
Meski hasil pemilu tidak disebutkan dalam risalah, beberapa pejabat mencatat tantangan kebijakan di tengah data ekonomi yang bergejolak akibat badai, pemogokan, dan ketegangan geopolitik.
Beberapa pejabat menyarankan untuk menghentikan sementara pelonggaran suku bunga jika inflasi tetap tinggi.
Sementara yang lain membuka kemungkinan percepatan pemotongan jika pasar tenaga kerja melemah atau aktivitas ekonomi melambat.
Baca Juga: Dipicu Kebijakan Donald Trump, Dolar AS Taklukkan Sejumlah Mata Uang Utama
Setelah risalah dirilis, pasar keuangan memperbesar peluang pemotongan suku bunga pada pertemuan The Fed 17-18 Desember.
Namun mempertahankan ekspektasi perlambatan pemotongan pada tahun depan, dengan hanya satu pemotongan diperkirakan hingga pertengahan tahun.
Samuel Tombs, Kepala Ekonom AS di Pantheon Macroeconomics memperkirakan, The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember, tetapi memperlambat langkahnya tahun depan.
"Ketidakpastian besar mengenai skala, waktu, dan kemungkinan kebijakan ekonomi Presiden Trump menciptakan risiko signifikan bagi proyeksi kami," tulis Tombs.
Rapat November juga berlangsung setelah data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan, yang disebut Ketua The Fed Jerome Powell sebagai "luar biasa".
Data tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa kebijakan moneter mungkin tidak membatasi ekonomi seefektif yang diperkirakan.
Baca Juga: Hadapi Kebijakan Tarif Baru Trump, HIMKI Fokus Kurangi Ketergantungan Ekspor ke AS
Sementara beberapa pejabat percaya ekonomi masih kuat dan mendukung pengurangan suku bunga yang lebih lambat untuk menghindari inflasi kembali melonjak, yang lain berpendapat bahwa perlambatan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja memerlukan pelonggaran lebih lanjut untuk mendorong belanja dan investasi.
Dengan ketidakpastian yang tinggi, The Fed menghadapi tugas berat untuk menyeimbangkan risiko inflasi dengan perlambatan ekonomi, sambil menghadapi dampak potensial dari kebijakan perdagangan agresif pemerintahan baru.