kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Ticketmaster Diduga Menyesatkan Penggemar Oasis di Inggris, CMA Turun Tangan


Selasa, 25 Maret 2025 / 22:14 WIB
Ticketmaster Diduga Menyesatkan Penggemar Oasis di Inggris, CMA Turun Tangan
ILUSTRASI. Grup Band Oasis


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Ticketmaster diduga telah menyesatkan penggemar musik di Inggris, membuat mereka membayar lebih mahal dari yang direncanakan untuk tiket konser reuni Oasis tahun 2025.

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris (CMA) pada Selasa (25/3) mendesak perusahaan tersebut untuk mengubah cara mereka memberi label tiket dan menginformasikan pelanggan.

Baca Juga: Siap-siap Kecewa! Lebih dari 50.000 Tiket Konser Reuni Oasis 2025 Bakal Dibatalkan

Ribuan penggemar harus menunggu berjam-jam secara online untuk mendapatkan tiket konser yang sangat dinanti-nantikan, hanya untuk mendapati harga melonjak ketika mereka sampai di antrean depan.

“Kami khawatir penggemar Oasis tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan atau mungkin telah disesatkan untuk membeli tiket yang mereka kira lebih baik daripada yang sebenarnya," kata Hayley Fletcher, Direktur Senior Perlindungan Konsumen sementara di CMA.

Pengawas persaingan itu menyoroti kemungkinan bahwa Ticketmaster telah melanggar hukum perlindungan konsumen.

Saat ini, CMA tidak memiliki wewenang untuk mengenakan denda atas pelanggaran hukum konsumen, yang hanya bisa ditegakkan melalui sistem pengadilan.

Dalam pernyataannya, Ticketmaster mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk memberikan pengalaman yang "sederhana, transparan, dan ramah konsumen" serta menyambut baik masukan dari CMA.

CMA meluncurkan penyelidikan terhadap Ticketmaster pada September lalu untuk meneliti apakah perusahaan tersebut terlibat dalam "praktik komersial yang tidak adil" dan apakah pelanggan merasa tertekan untuk membeli tiket dalam waktu yang singkat.

Baca Juga: Lebih dari 50.000 Tiket Konser Reuni Oasis Tahun 2025 akan Dibatalkan, Apa Alasannya?

Awalnya, CMA juga menyelidiki penggunaan model harga dinamis—mirip dengan sistem harga lonjakan—namun Ticketmaster membantah menerapkan model tersebut dalam penjualan tiket konser Oasis.

Kontroversi mengenai sistem penjualan tiket ini menjadi perdebatan politik yang panas, mendorong Perdana Menteri Keir Starmer untuk berjanji mengatasi masalah harga tiket yang membengkak secara tidak wajar.

Pemerintah Inggris pun mengumumkan rencana untuk membatasi harga tiket di pasar sekunder serta meningkatkan akuntabilitas platform penjualan kembali tiket.

Dalam pembaruan penyelidikannya pada Selasa, CMA mengidentifikasi dua masalah utama.

Pertama, kursi yang diberi label "platinum" dijual dengan harga premium tanpa pemberitahuan yang jelas kepada pembeli bahwa kursi tersebut tidak menawarkan manfaat tambahan.

Baca Juga: Oasis Umumkan Tanggal Tur di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko Tahun 2025

Kedua, calon pembeli tidak diberikan informasi yang memadai tentang kategori tiket dan harga yang tersedia sejak awal antrean, sehingga mereka tidak tahu apakah tiket dengan harga lebih murah telah habis sebelum giliran mereka membeli.

CMA mengungkapkan bahwa Ticketmaster telah melakukan beberapa perubahan sejak penyelidikan dimulai, tetapi masih diperlukan perbaikan lebih lanjut.

“Kami sekarang mengharapkan Ticketmaster bekerja sama dengan kami untuk mengatasi masalah ini, sehingga di masa depan, penggemar dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi saat membeli tiket," ujar Fletcher dari CMA.

Selanjutnya: Menilik Dampak Kehadiran Danantara Bagi Emiten BUMN Energi, Ini Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×