Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China kehabisan pilihan untuk menyerang Amerika Serikat (AS) tanpa merusak kepentingannya sendiri, ketika Washington mengintensifkan tekanan pada Beijing untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan.
Mengutip Reuters, Rabu (15/5), pada pekan ini, China memutuskan mengenakan tarif lebih tinggi pada sebagian besar impor AS dengan nilai US$ 60 miliar. Itu daftar yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan US$ 200 miliar produk Cina di mana Washington menaikkan tarif.
Washington juga tengah menargetkan perusahaan teknologi China seperti Huawei dan ZTE hingga mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan yang strategis.
Ketika tekanan meningkat, para pemimpin China mendesak untuk segera menyegel kesepakatan dan menghindari perang dagang berlarut-larut yang berisiko menghambat pembangunan ekonomi jangka panjang China. Tetapi Beijing sadar akan kemungkinan reaksi nasionalistis jika dipandang terlalu banyak mengalah ke Washington.
Sementara bila Beijing menyetujui tuntutan AS untuk mengakhiri subsidi dan keringanan pajak perusahaan milik negara dan sektor strategis berpotensi melemahkan cengkeraman Partai Komunis terhadap ekonomi. "Kami masih memiliki amunisi, tetapi kami mungkin tidak menggunakan semuanya," kata orang dalam lingkar kekuasaan Partai Komunis China yang menolak identitasnya dipublikasi.
"Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak," lanjutnya.
Sejak Juli tahun lalu, China secara kumulatif telah mengenakan tarif pembalasan tambahan hingga 25% pada sekitar US$ 110 miliar barang AS. Berdasarkan data perdagangan Biro Sensus AS 2018, China hanya membeli sekitar US$ 10 miliar produk AS, seperti minyak mentah dan pesawat besar.
Sebaliknya, Presiden AS Donald Trump mengancam tarif lebih dari US$ 300 miliar barang Tiongkok.
Satu-satunya barang lain yang dapat dikenakan pajak oleh Beijing adalah impor layanan AS. Amerika Serikat memiliki surplus perdagangan jasa dengan China sebesar US$ 40,5 miliar pada 2018.
Tetapi China tidak memiliki pengaruh yang lebih besar atas Amerika Serikat seperti yang terlihat karena sebagian besar surplus itu ada di bidang pariwisata dan pendidikan, bidang yang akan lebih sulit bagi pemerintah China untuk mundur secara signifikan.