kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga Produsen Senjata Prancis Diduga Terlibat dalam Kejahatan Perang di Yaman


Jumat, 03 Juni 2022 / 10:55 WIB
Tiga Produsen Senjata Prancis Diduga Terlibat dalam Kejahatan Perang di Yaman
ILUSTRASI. Tentara pemerintah Yaman menembakkan meriam di garis depan pertempuran melawan Houthi di Marib, Yaman.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PARIS. Tiga LSM yang bergerak di bidang HAM pada hari Kamis (2/6) melayangkan gugatan kepada tiga produsen senjata asal Prancis karena diduga telah terlibat dalam kejahatan perang di Yaman. Produsen senjata tersebut diketahui menjual senjata ke Arab Saudi dan UEA.

Ketiga LSM yang mengajukan gugatan adalah European Centre for Constitutional and Human Rights (ECCHR), Mwatana for Human Rights, dan Sherpa International. 

Sementara itu, ketiga produsen senjata Prancis yang menjadi tergugat adalah Dassault Aviation, Thales, dan MBDA France.

Baca Juga: Pemberontak Houthi di Yaman Akhirnya Setuju untuk Berhenti Menggunakan Tentara Anak

Dilansir dari Reuters, sejumlah kelompok HAM di Prancis memang telah berulang kali menunjukkan bahwa dukungan negara tersebut kepada koalisi Arab telah memperpanjang dan memperburuk konflik.

"Serangan udara koalisi telah menyebabkan kehancuran di Yaman. Senjata yang diproduksi dan diekspor negara-negara Eropa, khususnya Prancis, telah mendorong adanya kejahatan ini," ungkap Abdulrasheed al-Faqih, Direktur Eksekutif Mwatana for Human Rights yang berbasis di Yaman.

Lebih lanjut, al-Faqih menegaskan bahwa semua korban perang Yaman layak mendapatkan penyelidikan yang kredibel terhadap semua pelaku kejahatan, termasuk mereka yang berpotensi terlibat.

Baca Juga: Sekjen PBB: Dunia Sedang Retak, Ada Ancaman Perang Dingin Baru

Sementara itu, jaksa Prancis saat ini juga sedang  mempelajari pengaduan serupa yang diajukan terhadap Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, hingga otoritas bea cukai Prancis.

Perusahaan Dassault Aviation dan MBDA France belum menanggapi panggilan atau permintaan komentar terkait gugatan tersebut. Sementara Thales telah menerima pertanyaan, namun belum memberikan jawaban.

Gugatan terbaru ini diajukan ketika gencatan senjata nasional antara koalisi Arab dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran sedang berlangsung sejak 2 April lalu. Ini adalah gencatan senjata pertama sejak 2016.




TERBARU

[X]
×