Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah tiba di kota Wuhan, China, untuk memulai penyelidikan tentang asal-usul pandemi Covid-19.
Melansir BBC, penyelidikan yang telah lama ditunggu akhirnya bisa dilakukan setelah negosiasi antara WHO dan Beijing yang dilakukan selama berbulan-bulan menemukan titik temu.
Sekelompok 10 ilmuwan akan mewawancarai orang-orang dari lembaga penelitian, rumah sakit, dan pasar makanan laut yang terkait dengan wabah awal.
Seperti yang banyak diberitakan, Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan di China tengah pada akhir 2019.
Kedatangan tim pada Kamis pagi bertepatan dengan kebangkitan kasus virus corona baru di bagian utara negara itu. Sementara, kehidupan di Wuhan relatif kembali normal.
Baca Juga: Melihat upaya habis-habisan China menahan wabah corona yang tengah bangkit kembali
BBC memberitakan, nantinya, tim WHO akan menjalani karantina selama dua minggu sebelum memulai penelitian mereka, yang akan mengandalkan sampel dan bukti yang diberikan oleh pejabat China.
Pemimpin tim Peter Ben Embarek mengatakan kepada kantor berita AFP sebelum perjalanan itu bahwa itu bisa menjadi perjalanan yang sangat panjang sebelum kita mendapatkan pemahaman penuh tentang apa yang terjadi.
Baca Juga: Data terkini WHO: Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia melampaui 90 juta kasus!
"Saya tidak berpikir kami akan mendapatkan jawaban yang jelas setelah misi awal ini, tetapi kami akan melanjutkannya," katanya seperti yang dikutip BBC.
Awal bulan ini, WHO mengatakan para penyelidiknya ditolak masuk ke China setelah satu anggota tim dikembalikan dan yang lain terjebak dalam perjalanan. Tetapi Beijing mengatakan itu adalah kesalahpahaman dan pengaturan untuk penyelidikan masih dalam pembahasan.
China telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa meskipun Wuhan adalah tempat kelompok kasus pertama terdeteksi, belum tentu wilayah itu merupakan asal virus.
Profesor Dale Fisher, ketua unit penanggulangan dan wabah global di WHO, mengatakan kepada BBC bahwa dia berharap dunia akan mempertimbangkan kunjungan ilmiah ini. "Ini bukan tentang politik atau menyalahkan tetapi membahas pertanyaan ilmiah yang paling mendasar," katanya.
Baca Juga: WHO: Memasuki tahun kedua pandemi, situasi bisa lebih parah!
Prof Fisher menambahkan bahwa sebagian besar ilmuwan percaya bahwa virus itu adalah "peristiwa alam".
Kunjungan itu dilakukan ketika China melaporkan kematian pertamanya akibat Covid-19 dalam delapan bulan terakhir.
Berita kematian wanita itu di provinsi Hebei utara memicu obrolan cemas di media sosial dan tagar "kematian virus baru di Hebei" menjadi tren sebentar di platform media sosial Weibo.
China sebagian besar telah mengendalikan virus melalui pengujian massal yang cepat, penguncian yang ketat, dan pembatasan perjalanan yang ketat.
Tetapi kasus baru telah muncul kembali dalam beberapa pekan terakhir, terutama di provinsi Hebei di sekitar Beijing dan provinsi Heilongjiang di timur laut.