kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Timnas Bahrain Tak Mau Bermain di Indonesia karena Alasan Keamanan Pemain


Kamis, 17 Oktober 2024 / 16:05 WIB
Timnas Bahrain Tak Mau Bermain di Indonesia karena Alasan Keamanan Pemain
ILUSTRASI. Tim nasional sepak bola Bahrain mengumumkan bahwa mereka tidak akan bertanding dalam laga kualifikasi Piala Dunia di Indonesia. REUTERS/Hamad I Mohammed


Sumber: BBC | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim nasional sepak bola Bahrain mengumumkan bahwa mereka tidak akan bertanding dalam laga kualifikasi Piala Dunia di Indonesia dengan alasan ingin melindungi keselamatan pemain.

Keputusan ini diambil setelah pemain-pemain Bahrain menerima ancaman pembunuhan secara daring dari para penggemar sepak bola Indonesia menyusul hasil imbang kontroversial 2-2 antara kedua tim minggu lalu, menurut Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA).

Ancaman Pembunuhan Setelah Pertandingan Kontroversial

Pertandingan yang berlangsung minggu lalu berakhir dengan kontroversi ketika Bahrain mencetak gol penyeimbang pada menit ke-99, melebihi tiga menit dari waktu yang diperkirakan banyak pemain Indonesia sebagai akhir pertandingan. Gol tersebut memicu protes keras dari pemain dan staf Indonesia, salah satunya bahkan harus dipisahkan dari pejabat pertandingan dan diberi kartu merah.

Baca Juga: Raih Hasil Tak Memuaskan Laga Away, Erick Thohir Segera Evaluasi Timnas

Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) mengklaim bahwa wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, sengaja memperpanjang waktu pertandingan hingga Bahrain berhasil mencetak gol. PSSI menyatakan telah mengajukan protes resmi kepada FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terkait keputusan wasit tersebut.

Bahrain dan Indonesia dijadwalkan bertemu kembali dalam laga di Jakarta pada bulan Maret mendatang, namun BFA telah meminta FIFA untuk memindahkan pertandingan tersebut ke lokasi di luar Indonesia demi keamanan timnya.

Reaksi dari Pihak Bahrain dan Ancaman Online

Setelah pertandingan, PSSI menyampaikan rasa kecewanya terhadap kepemimpinan wasit, dengan mengatakan bahwa perpanjangan waktu yang diberikan seolah-olah untuk memberi kesempatan bagi Bahrain untuk menyamakan kedudukan. Meski begitu, dalam hukum permainan, waktu tambahan yang diberikan wasit merupakan batas minimum, dan wasit berhak menambah waktu tersebut jika diperlukan.

Keputusan wasit memicu kemarahan para penggemar sepak bola Indonesia, yang kemudian melancarkan serangan verbal dan ancaman pembunuhan melalui media sosial kepada para pemain Bahrain dan wasit. Banyak penggemar bahkan membuat akun palsu yang mengatasnamakan Ahmed Al Kaf, menuduh wasit Oman tersebut sengaja menguntungkan negara Teluk lainnya, yaitu Bahrain.

Ancaman ini membuat BFA bereaksi keras, menonaktifkan kolom komentar di media sosial mereka dan melaporkan bahwa situs web mereka menjadi target serangan peretas dari Indonesia. Dalam pernyataan resmi yang diunggah di Instagram, BFA mengungkapkan keterkejutannya atas ancaman pembunuhan yang diterima oleh anggota tim.

"BFA sangat terkejut dengan ancaman pembunuhan yang diterima anggota tim kami melalui media sosial tindakan ini mencerminkan ketidakpedulian masyarakat Indonesia terhadap kehidupan manusia," tulis BFA dalam pernyataannya.

Baca Juga: Garuda Tumbang, Tapi Semangat Tak Padam: Shin Tae-yong Apresiasi Perjuangan Timnas

Permintaan untuk Memindahkan Lokasi Pertandingan

BFA meminta agar pertandingan ulang di Jakarta dipindahkan ke luar Indonesia karena mereka "menolak untuk membahayakan nyawa anggota timnya." Jika permintaan ini ditolak dan Bahrain menolak untuk bertanding, Indonesia akan diberi kemenangan otomatis dengan skor 3-0 sesuai dengan aturan FIFA.

Kerusuhan suporter menjadi masalah besar dalam sepak bola Indonesia, di mana pihak berwenang sering kesulitan mengendalikan kekerasan antar kelompok pendukung. Tragedi terbesar terjadi dua tahun lalu di kota Malang, di mana 125 orang tewas dalam insiden kerusuhan stadion yang dipicu oleh invasi lapangan oleh penggemar.

Indonesia dan Bahrain memiliki sejarah kontroversial dalam pertemuan sepak bola mereka. Pada tahun 2012, Bahrain menang telak 10-0 atas Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia, hasil yang memicu kecurigaan karena Bahrain membutuhkan selisih sembilan gol untuk melaju ke babak berikutnya.

Meski demikian, investigasi FIFA tidak menemukan adanya bukti pengaturan skor, dan kedua tim dinyatakan bersih dari tuduhan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×