Sumber: Bloomberg |
TOKYO. Toyota Motor Corp., yang memprediksi kerugian pertamanya dalam 59 tahun belakangan, kini mencari utangan dari pemerintah Jepang sebagai investor swasta dan meningkatkan hingga 50% dari bunganya untuk utang-utang tersebut.
Unit keuangan Toyota kemungkinan akan meminjam sebesar 200 miliar yen atau setara dengan US$ 2 miliar . Hal ini dibeberkan oleh stasiun televisi Jepang NHK tanpa mengutip sumber resminya. Menurut Juru Bicara Toyota Financial Toshiaki Kawai, saat ini Toyota Financial Services Corp. sedang dalam pembicaraan dengan bank swasta, Japan Bank for International Cooperation.
Produsen otomotif besar ini memprediksikan bakalan merugi senilai 350 miliar yen setelah penjualan di pasar AS terjungkal 31% tahun lalu. Tapi Toyota tidak sendirian. Resesi global juga telah memaksa General Motors Corp. dan Chrysler LLC untuk mendapatkan dana bailout dari pemerintah AS.
"Toyota harus tetap untung dari apapun yang ada, meski kini tengah krisis," tegas Hitoshi Yamamoto, Chief Executive Officer Fortis Asset Management Japan Co. Menurutnya, dana segar kini sedang enggan bergulir di pasaran.
Biasanya, produsen otomotif meningkatkan modalnya melalui pnjualan bond maupun utang dari perusahaan pembiayaan untuk menawarkan pada konsumennya. Namun, dana yang akan diutangkan oleh Toyota pada pemerintah ini sebagian besar akan digunakan untuk memberikan pinjaman bagi konsumen di Afrika Utara.
Untuk catatan saja, penjualan Toyota di bulan Januari telah menyusut 32%.