Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Toyota Motor Corp dikabarikan bakal melanjutkan penjualan kendaraan listrik produksi massal pertamanya. Hal tersebut diungkapkan dua orang Reuters yang mengetahui masalah tersebut, setelah Toyota memperbaiki cacat yang menyebabkan penarikan (recall) yang memalukan pada produk bZ4X.
Toyota, pendatang baru di pasar kendaraan listrik, telah menarik 2.700 bZ4X sport utility vehicle secara global pada bulan Juni lalu. Penarikan ini dilakukan kurang dari dua bulan setelah model tersebut diluncurkan, karena ada masalah pada roda.
Penarikan itu telah membekukan pengiriman mobil, sementara para insinyur Toyota bekerja untuk mengatasi cacat pada kendaraan listrik tersebut.
Toyota akan mengajukan langkah-langkah untuk memperbaiki masalah tersebut ke kementerian transportasi Jepang pada hari Kamis, kata orang-orang, yang menolak untuk diidentifikasi karena informasi tersebut belum dipublikasikan.
Seorang juru bicara Toyota menolak berkomentar.
Baca Juga: Ekonomi China Dirundung Masalah Pelik, Apa Saja Penyebabnya?
Sementara itu, Subaru Corp juga terpaksa menarik kembali kendaraan listrik pertamanya, Solterra, untuk masalah roda yang sama. Kedua kendaraan listrik itu dikembangkan bersama dan memiliki arsitektur yang sama.
Penarikan itu secara efektif menghentikan peluncuran Solterra di pasar AS.
Toyota telah menghadapi kritik dari beberapa kelompok lingkungan dan investor yang ingin perusahaan bergerak lebih cepat untuk mengadopsi kendaraan listrik baterai.
Tahun lalu, Toyota berkomitmen sekitar US$ 30 miliar untuk mengembangkan kendaraan listrik baterai. Perusahaan mengharapkan penjualan tahunan mobil semacam itu hanya mencapai 3,5 juta kendaraan pada akhir dekade ini, sekitar sepertiga dari penjualan tahunan mobil bertenaga bensin saat ini.
Toyota telah mengatakan pada saat penarikan kembali bahwa tikungan tajam dan pengereman mendadak dapat menyebabkan baut hub kendur di EV, meningkatkan risiko roda terlepas dari kendaraan.