kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Toyota serius kembangkan mobil bertenaga hidrogen


Kamis, 26 Juli 2018 / 16:23 WIB
Toyota serius kembangkan mobil bertenaga hidrogen
ILUSTRASI. Logo Toyota


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Toyota Motor Corp menggandakan investasinya dalam pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen. Toyota tengah merancang mobil penumpang dan SUV kelas bawah serta mendorong teknologi hidrogen ke dalam bus dan truk.

Mengutip Reuters Kamis (26/7), langkah Toyota ini merupakan upayanya untuk melawan anggapan pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen merupakan suatu hal yang sia-sia dan tidak layak secara komersial. Toyota secara serius mengembangkan mobil hidrogen dengan teknologi fuel cell vehicle (FCV) yang dinamakan Mirai sejak 2014. 

Sebagai pembuat Prius yang merupakan mobil hibrida pertama di dunia yang secara mengejutkan sukses, Toyota yakin FCV dapat mencapai level kesuksesan yang serupa.

"Kami akan beralih dari produksi terbatas ke produksi massal, mengurangi jumlah bahan mahal seperti platinum yang digunakan dalam komponen FCV dan membuat sistem lebih kompak dan kuat," kata Yoshikazu Tanaka, Chief Engineer Toyota kepada Reuters.

Toyota berencana mengenalkan beragam mobil FCV dalam berbagai jenis, mulai dari SUV, pikap dan truk tahun 2025 mendatang. Saat ini Toyota telah membuat prototipe FCV Mirai dengan jarak tempuh 500 kilometer (km) dan akan meningkatkan jarak tempuh hingga 700 km dan 1.000 km tahun 2025.

Mirai merupakan FCV pertama yang muncul di dunia tahun 2014 silam, namun harganya tergolong mahal saat itu, yaitu sebesar US$ 60.000 dan kurangnya fasilita spengisian bahan bakar membuatnya kurang diminati dan akhirnya tidak sukses.

Ambisi Toyota ini bukannya tanpa pesimisme. LMC Automotive memperkirakan FCV hanya menghasilkan 0,2% dari penjualan mobil penumpang global pada 2027, dibandingkan dengan 11,7% untuk mobil EV bertenaga baterai. Badan Energi Internasional memprediksi FCV lebih sedikit daripada kendaraan listrik bertenaga baterai dan plug-in hibrida sampai 2040.

Banyak pembuat mobil, termasuk Nissan Motor Co dan Tesla, melihat mobil bertenaga baterai sebagai solusi nol-emisi yang lebih baik untuk mesin bensin. Hanya segelintir, termasuk Honda Motor Co dan Hyundai Motor Co, yang melirik pengembangan FCV.

Namun, Toyota tetap optimistis dan memperkirakan bahwa permintaan FCV akan meningkat karena lebih banyak negara, termasuk China, tergolong menyambut teknologi ini. Perusahaan juga melihat FCV sebagai lindung nilai terhadap kelangkaan bahan baterai EV seperti kobalt.

Untuk saat ini, Mirai dirakit dengan tangan di sebuah pabrik di Toyota City, dimana 13 teknisi mendorong unit yang sebagian dibangun ke dalam ruang perakitan untuk pemeriksaan terperinci. Proses ini menghasilkan hanya 6,5 ??mobil sehari, secuil dai produksi total Toyota yang mencapai rata-rata 13.400 per hari.

Strategic Analysis Inc, yang telah menganalisis biaya FCV termasuk Mirai, memperkirakan bahwa Toyota mengeluarkan biaya sekitar US$ 11.000 untuk memproduksi setiap tumpukan sel bahan bakar, yang sejauh ini merupakan bagian yang paling mahal dari kendaraan tersebut.

Toyota telah membangun kapasitas produksi untuk mengubah itu, karena mengharapkan penjualan global FCV naik menjadi 30.000 unit setiap tahun setelah 2020 dari sekitar 3.000. Perkiraan Strategic Analysis Inc memperkirakan pembangunan pabrik ini akan memungkinkan Toyota mengurangi biaya hingga sekitar US$ 8.000 per mobil.

Biaya produksi Mirai yang tinggi sebagian besar disebabkan karena bahan pembuatnya yang mahal termasuk platinum, titanium dan serat karbon yang digunakan dalam sel bahan bakar dan sistem penyimpanan hidrogen. Namun, Toyota serius mengembangkan karena hidrogen merupakan unsur paling melimpah dan menyimpan lebih banyak energi daripada baterai dengan berat yang setara.




TERBARU

[X]
×