Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin (19/5) guna membahas upaya menghentikan perang di Ukraina.
Ini disampaikan hanya beberapa hari setelah pertemuan tatap muka pertama antara delegasi Rusia dan Ukraina dalam tiga tahun terakhir berlangsung di Istanbul.
Baca Juga: Putin Ogah Hadir di Perundingan Turki, Ini yang Dilakukan Zelenskiy
Trump sebelumnya menawarkan diri untuk hadir langsung dalam perundingan di Turki jika Putin bersedia hadir, namun Presiden Rusia tersebut menolak tawaran itu.
Trump yang tengah mengintensifkan tekanan terhadap kedua belah pihak, yakni Rusia dan Ukraina, agar menyepakati gencatan senjata dalam konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun, mengumumkan rencana panggilannya melalui akun Truth Social pada Sabtu (17/5).
"Topik pembicaraan akan mencakup penghentian 'pertumpahan darah' yang menewaskan rata-rata lebih dari 5.000 tentara Rusia dan Ukraina setiap minggu, serta isu perdagangan," tulis Trump, menyebut panggilan telepon dengan Putin akan berlangsung pukul 10 pagi waktu setempat (14.00 GMT).
Setelah berbicara dengan Putin, Trump juga berencana menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy serta sejumlah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Semoga ini menjadi hari yang produktif, gencatan senjata dapat terjadi, dan perang yang sangat brutal ini, perang yang seharusnya tidak pernah terjadi bisa segera berakhir," kata Trump dalam unggahannya.
Baca Juga: Putin Tidak Akan Hadir di Perundingan Ukraina, Ini yang Dikirim sebagai Gantinya
Namun hingga kini, Rusia belum menunjukkan tanda-tanda bersedia membuat konsesi besar dalam konflik tersebut.
Pada pembicaraan damai di Istanbul, Jumat lalu, negosiator Rusia tetap bersikeras bahwa Ukraina harus menarik seluruh pasukannya dari wilayah yang diklaim oleh Moskow sebelum mereka mau menyetujui gencatan senjata, menurut seorang pejabat senior Ukraina yang mengetahui langsung isi pembicaraan tersebut kepada Reuters.