Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
“Sentimen pasar: reli terbesar tahun ini akan terjadi jika Lutnick dipecat,” cuit Sven Henrich dari NorthmanTrader.
“Pemerintah harus menentukan siapa yang mengendalikan pesan kebijakan, karena saat ini berubah setiap hari. Dunia usaha tak bisa merencanakan investasi dalam situasi seperti ini.”
Senator Demokrat Elizabeth Warren juga mengkritik pendekatan Trump. “Tidak ada kebijakan tarif di sini—yang ada hanya kekacauan dan korupsi,” ujarnya di ABC.
Dalam pemberitahuan kepada pelaku usaha pada Jumat malam, Bea Cukai AS merilis daftar 20 kategori produk yang dikecualikan dari tarif, termasuk komputer, laptop, chip memori, dan layar datar.
Sementara itu, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyebut bahwa AS membuka peluang negosiasi dengan China. Namun, ia juga menuding China terlibat dalam rantai pasok fentanil, zat narkotik yang mematikan.
Navarro menegaskan bahwa AS saat ini sedang menjajaki kesepakatan dagang dengan negara-negara seperti Inggris, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, dan Israel.
Baca Juga: Ratusan Penerbangan di China Dibatalkan Akibat Angin Kencang
Di sisi lain, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan belum ada rencana pembicaraan langsung antara Trump dan Presiden China Xi Jinping terkait tarif. Ia menyalahkan China atas eskalasi perang dagang saat ini.
“Kami menargetkan kesepakatan dagang yang berarti dengan beberapa negara dalam beberapa minggu ke depan,” katanya di program Face the Nation di CBS.
Namun, kekhawatiran terus berkembang. Pendiri hedge fund terbesar di dunia, Ray Dalio, mengatakan kepada NBC bahwa AS berada di ambang resesi.
“Saat ini kita berada di titik pengambilan keputusan yang genting. Jika kebijakan ini tidak ditangani dengan baik, saya khawatir kita bisa menghadapi situasi yang lebih buruk dari sekadar resesi,” ujarnya.