Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, lonjakan harga minyak akibat serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi tidak menjadi masalah. Kemarin, harga minyak WTI ini ditutup naik 14,68%. Sedangkan harga minyak brent menguat 14,61% ke level US$ 69,22 per barel.
Harga minyak mencapai lonjakan harian tertinggi setelah 10 drone menyerang fasilitas minyak Saudi yang mengontribusi setengah pasokan minyak nasional. Akibat serangan ini, kapasitas produksi Saudi bisa turun 5,7 juta barel per hari.
"Harga minyak tidak naik terlalu tinggi dan kami memiliki cadangan minyak strategis yang sangat besar. Kami bisa mengeluarkan cadangan sedikit dan negara-negara lain juga. Ini akan menurunkan harga dengan cepat," kata Trump kemarin, seperti dikutip Reuters.
Pemerintahan Amerika Serikat (AS) mengatakan siap untuk memanfaatkan cadangan minyak darurat AS jika diperlukan. Strategic Petroleum Reserve (SPR) atau Cadangan Minyak Strategis yang dikelola oleh Departemen Energi disimpan di gua-gua bawah tanah yang dijaga ketat di pantai Texas dan Louisiana.
Baca Juga: Trump klaim AS sudah jadi net eksportir minyak, ini faktanya
Menurut website Departemen Energi AS, cadangan minyak AS ini hampir mencapai 645 juta barel minyak. Cadangan ini terdiri dari 395 juta barel minyak mentah heavy sour dan 250 juta barel minyak light sweet. Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger mendorong terciptanya cadangan minyak ini pada tahun 1975, setelah embargo minyak Arab melonjakkan harga bensin dan merusak ekonomi AS.
Di bawah hukum AS, presiden dapat meminta penjualan darurat dari SPR jika negara tersebut dihadapkan pada gangguan pasokan yang mengancam perekonomian. SPR telah digunakan untuk tujuan itu tiga kali. Terakhir adalah pada tahun 2011 setelah kerusuhan di Libya.
Baca Juga: Harga minyak turun lebih 1% siang ini
Menteri Energi AS Rick Perry kemarin mengatakan bahwa dia mengarahkan departemennya untuk bekerja dengan IEA mengenai opsi untuk aksi global bersama jika diperlukan untuk memasok pasar minyak global.
Berikut adalah beberapa penjualan SPR AS:
Libya
Pada Juni 2011, Presiden Barack Obama memerintahkan penjualan 30,6 juta barel sebagai tanggapan atas gangguan pasokan minyak mentah di Libya. Ini dikoordinasikan dengan IEA, yang juga melepas 30 juta barel.