Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Kunjungan awal Ishiba ke Gedung Putih dianggap sebagai sinyal positif bagi hubungan kedua negara. Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, menyebut kunjungan ini sebagai tanda baik bagi hubungan bilateral.
Trump sebelumnya memiliki hubungan dekat dengan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, namun belum menjalin hubungan erat dengan Ishiba yang baru menjabat Oktober lalu. Jepang berupaya memperkuat hubungan tersebut dan berencana mengundang Trump untuk mengunjungi Jepang.
Sebagai bagian dari upaya memperlancar komunikasi, Tokyo menugaskan Sunao Takao, mantan penerjemah Abe, untuk mendampingi Ishiba. Jepang juga telah menyiapkan berbagai konsesi guna meredam ketegangan dagang, termasuk kemungkinan peningkatan pembelian gas alam cair (LNG) dari AS serta dukungan terhadap proyek jaringan pipa gas senilai US$ 44 miliar di Alaska.
Baca Juga: Trump: Warga AS Bisa Merasakan Penderitaan Akibat Perang Dagang
Perusahaan Jepang, seperti SoftBank, juga berencana berinvestasi besar di sektor kecerdasan buatan di AS.
Selain perdagangan, isu lain yang berpotensi menimbulkan ketegangan adalah rencana pengambilalihan U.S. Steel oleh Nippon Steel. Pemerintahan Biden sebelumnya menunda keputusan terkait kesepakatan ini, sementara Trump telah berjanji untuk memblokirnya.
Meskipun terdapat perbedaan kepentingan, kedua pemimpin diharapkan menyepakati pernyataan bersama yang menegaskan komitmen terhadap aliansi strategis serta kesamaan pandangan mengenai isu ekonomi dan keamanan, termasuk sikap terhadap China dan Taiwan.