kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Trump dikabarkan perpanjang lisensi agar perusahaan AS terus berbisnis dengan Huawei


Sabtu, 16 November 2019 / 14:37 WIB
Trump dikabarkan perpanjang lisensi agar perusahaan AS terus berbisnis dengan Huawei
ILUSTRASI. Logo Huawei terlihat di layar ponsel di toko mereka di Vina del Mar, Chili 18 Juli 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Dalam daftar hitam Huawei, pemerintah AS mengatakan memiliki "dasar yang masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Huawei terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan keamanan nasional AS atau kepentingan kebijakan luar negeri". Huawei telah berulang kali membantah tuduhan itu.

Jaksa Agung AS William Barr mengatakan pada hari Kamis Huawei dan ZTE Corp (000063.SZ) tidak dapat dipercaya, ketika ia mendukung proposal untuk menghalangi operator nirkabel pedesaan AS tersebut mendapatkan dana subsidi pemerintah sebesar US$ 8,5 miliar atau setara Rp 119 triliun (Kurs 1US$=Rp 14.000) untuk membeli peralatan atau layanan dari mereka.

Baca Juga: Amazon menantang kontrak cloud Pentagon senilai US$ 10 miliar untuk Microsoft

Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan keadaan darurat nasional dan melarang perusahaan AS untuk menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat perusahaan yang memiliki risiko keamanan nasional.

Departemen Perdagangan dijadwalkan menyusun rencana penegakan aturan tersebut pada pertengahan Oktober tetapi belum menerbitkan satupun.

Departemen Perdagangan juga mempertimbangkan apakah akan memberikan lisensi individual bagi perusahaan AS untuk menjual komponen ke Huawei setelah menerima lebih dari 200 permintaan.

Baca Juga: Polling Reuters: Pencalonan Michael Bloomberg gerus 3% suara Joe Biden



TERBARU

[X]
×