Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
"Tiongkok datang dengan tulus, bersedia bekerjasama dengan AS mengenai neraca perdagangan, akses pasar, dan perlindungan investor," kata Liu, yang menambahkan China berharap, komunitas internasional akan bekerjasama untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran dunia.
Para negosiator perdagangan utama AS dan China kemarin (10/10) bertemu di Washington untuk pertama kalinya sejak akhir Juli lalu. Mereka mencoba mencari jalan keluar dari perang dagang yang berkobar selama 15 bulan.
Menteri Keuangan (Menkeu) AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer menyambut Wakil Perdana Menteri China di tangga kantor USTR, sebelum menggelar pertemuan. Mereka akan berusaha untuk mempersempit perbedaan untuk menghindari kenaikan tarif atas barang-barang Cina senilai US$ 250 miliar pada 15 Oktober nanti.
Baca Juga: Menkeu AS sambut Wakil PM China, negosiasi dagang pun resmi bergulir
Tapi, atmosfer di sekitar perundingan itu begitu suram oleh keputusan Departemen Perdagangan AS, Senin (7/10), yang memasukkan 28 perusahaan China dalam daftar hitam. Washington menuding ke-28 perusahaan itu terlibat pelanggaran HAM atas kelompok minoritas muslim di Provinsi Xinjiang, China.
Sehari kemudian, giliran Departemen Luar Negeri AS memberlakukan pembatasan visa kepada pejabat Tiongkok yang terkait masalah di Xinjiang. Jika negosiasi gagal lagi, maka pada 15 Desember, hampir semua barang impor China ke AS bernilai lebih dari $ 500 miliar bisa terkena tarif tambahan.