Sumber: NDTV | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa AS akan meningkatkan perdagangan "secara substansial" dengan India dan Pakistan.
Janji tersebut bakal terealisasi setelah kedua negara yang memiliki senjata nuklir tersebut mencapai kesepakatan gencatan senjata yang rapuh setelah berhari-hari serangan udara, rudal, drone, dan artileri yang mematikan di sepanjang perbatasan dan di Kashmir.
Selain itu, Trump juga menawarkan untuk bekerja sama dengan kedua negara untuk mencari solusi terkait Kashmir.
Gencatan senjata antara New Delhi dan Islamabad tercapai pada Sabtu malam, namun beberapa jam kemudian, tembakan artileri terdengar di Kashmir dan ledakan sistem pertahanan udara mengguncang kota-kota dekat Garis Kontrol (LoC), setelah Pakistan melanggar perjanjian gencatan senjata tersebut.
Angkatan bersenjata India merespons dengan "tegas" terhadap "pelanggaran berulang" dari Pakistan, dan pada pagi hari, pertempuran dan ledakan mulai mereda.
Baca Juga: Pasar Saham India Meroket: Dampak Gencatan Senjata India-Pakistan
Pengumuman Trump di Media Sosial
Di platform media sosial Truth Social, Trump memuji pemimpin India dan Pakistan karena telah memahami bahwa "sudah saatnya menghentikan agresi saat ini", dan berjanji untuk meningkatkan perdagangan "secara substansial" dengan kedua negara tersebut.
"Meski ini belum dibahas, saya akan meningkatkan perdagangan, secara substansial, dengan kedua negara besar ini," kata Trump dalam unggahannya.
Presiden AS juga menambahkan bahwa ia akan bekerja sama dengan New Delhi dan Islamabad untuk "melihat apakah, setelah seribu tahun, solusi terkait Kashmir dapat ditemukan."
Ketegangan India-Pakistan: Awal Mula Konflik
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah serangan teror mematikan bulan lalu di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang menewaskan 26 orang, sebagian besar wisatawan pria Hindu. New Delhi menyalahkan Islamabad atas serangan yang terjadi pada 22 April tersebut, setelah penyelidikan menemukan adanya hubungan lintas perbatasan.
Sebagai tanggapan terhadap serangan tersebut, India melancarkan "Operasi Sindoor" dan menyerang infrastruktur teror di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. New Delhi menegaskan bahwa serangan tersebut tidak menargetkan instalasi sipil atau militer dan bahwa satu-satunya tujuan adalah menghancurkan kelompok teroris.
Pakistan membalas dengan pemboman berat yang menyebabkan kematian warga sipil dan serangan beruntun menggunakan drone dan rudal yang menargetkan kawasan sipil.
Namun, sistem pertahanan udara India berhasil mencegat sebagian besar proyektil tersebut. Sebagai tanggapan, India menargetkan instalasi militer Pakistan, termasuk pangkalan udara utama, yang menyebabkan kerusakan berat.
Baca Juga: Menhan India: Operasi Sindoor Ketegasan Terhadap Teroris, Bukan Cuma Aksi Militer
Langkah-langkah Diplomat dan Gencatan Senjata
Meskipun ada peningkatan serangan, kedua belah pihak tetap berkomitmen untuk menghormati gencatan senjata. Pada sore hari tanggal 10 Mei, India berhasil mengatasi beberapa langkah agresif taktis Pakistan.
Setelah itu, Mayor Jenderal Kashif Abdullah, Direktur Jenderal Operasi Militer Pakistan (DGMO), melakukan panggilan langsung kepada rekan sejawatnya di India, Letnan Jenderal Rajiv Ghai, dan menyepakati kesepakatan gencatan senjata.
Meski gencatan senjata telah disepakati, baik India maupun Pakistan tetap "sepenuhnya siap dan terus waspada serta berkomitmen untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas tanah air mereka."