kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump mengancam tarif baru untuk China sebagai tindakan balasan atas virus corona


Jumat, 01 Mei 2020 / 06:55 WIB
Trump mengancam tarif baru untuk China sebagai tindakan balasan atas virus corona


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dia mengancam tarif baru bagi China dan perjanjian perdagangan dengan China sekarang menjadi kepentingan kedua bagi pandemi virus corona.

Mengutip Reuters, Jumat (1/5), retorika Trump yang tajam terhadap China mencerminkan rasa frustasinya yang semakin besar dengan China atas pandemi corona yang telah menyebabkan puluhan ribu nyawa di Amerika Serikat melayang, dan memicu kontraksi ekonomi dan mengancam peluangnya untuk terpilih kembali dalam pemilihan presiden November mendatang.

Dua pejabat Amerika Serikat yang enggan disebut namanya mengungkapkan sejumlah pilihan terhadap China sedang dibahas, tetapi memperingatkan bahwa upaya-upaya itu masih dalam tahap awal.

Baca Juga: Trump: Amerika akan mempercepat pengembangan vaksin virus corona

Rekomendasi belum mencapai tingkat tim keamanan nasional puncak atau Presiden Trump, menurut seorang pejabat kepada Reuters.

"Ada diskusi mengenai seberapa sulit untuk menghantam China dan bagaimana mengkalibrasi dengan benar," ujar salah satu sumber.

"Kami menandatangani kesepakatan dagang tempat mereka seharusnya membeli, dan sebenarnya mereka sudah banyak membeli. Tapi itu sekarang menjadi sekunder dari apa yang terjadi dengan virus," kata Trump kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

"Situasi virus tidak dapat diterima." 

The Washington Post, mengutip dua orang yang mengetahui tentang masalah ini, melaporkan pada Kamis 930/4) bahwa beberapa pejabat tengah mendiskusikan gagasan untuk membatalkan secara masif sebagian utang AS yang dipegang China sebagai cara untuk menyerang Beijing karena dianggap kekurangan dalam kejujurannya pada pandemi Covid-19. 

Namun, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow membantah laporan itu.

Ditanya apakah dia akan mempertimbangkan agar Amerika serikat menghentikan pembayaran kewajiban utangnya sebagai cara untuk menghukum Beijing, Trump mengatakan: "Ya, saya bisa melakukannya secara berbeda. Saya dapat melakukan hal yang sama, tetapi bahkan untuk lebih banyak uang dengan hanya mengenakan tarif. Jadi saya tidak perlu melakukan itu." 

Trump menandatangani kesepakatan dagang fase pertama bernilai miliaran dolar dengan China pada Januari 2020 yang memangkas beberapa tarif AS atas barang-barang hina sebagai imbalan atas janji China untuk membeli lebih banyak produk pertanian, energi dan barang-barang manufaktur dari AS dan mengatasi beberapa keluhan AS tentang praktik hak kekayaan intelektual.

Baca Juga: China: Kami tidak tertarik mencampuri urusan Pilpres AS




TERBARU

[X]
×