kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Trump mengancam tarif baru untuk China sebagai tindakan balasan atas virus corona


Jumat, 01 Mei 2020 / 06:55 WIB
Trump mengancam tarif baru untuk China sebagai tindakan balasan atas virus corona
ILUSTRASI. Ilustrasi bendera China dan Amerika


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

Amerika Serikat menetapkan tarif sebesar 25% terhadap impor barang China senilai US$ 370 miliar per tahun.

Berbicara kepada wartawan, Trump menolak untuk mengatakan apakah dia telah meminta Presiden China Xi Jinping bertanggungjawab atas informasi yang salah dari China ketika virus muncul dari Wuhan, China, dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.

Seorang pejabat senior administrasi Trump yang enggan disebut namanya mengatakan pada hari Rabu bahwa "gencatan senjata" informal dalam perang kata-kata yang pada dasarnya disetujui oleh Trump dan Xi melalui telepon pada akhir Maret tampaknya telah berakhir.

Washington dan Beijing telah memperdagangkan tudingan semakin pahit tentang asal usul virus dan respons terhadapnya.

Trump dan para pembantunya, ketika meningkatkan retorika anti-China mereka, telah berhenti mengkritik Xi secara langsung.

Di antara gagasan lain yang sedang dipertimbangkan untuk pembalasan terhadap China adalah sanksi, pembatasan perdagangan non-tarif baru dan upaya yang mungkin untuk mencabut kekebalan kedaulatan China, menurut dua sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

Pencabutan imunitas negara dapat memungkinkan pemerintah AS dan warga negara AS untuk mengajukan tuntutan hukum untuk mencari ganti rugi dari Beijing di pengadilan AS.

Baca Juga: Trump sebut mantan penasihat keamanan nasionalnya, Flynn disiksa oleh "polisi kotor"

Dua orang sumber mengatakan, saat ini opsi tersebut sedang dibahas secara informal, lintas lembaga pemerintah termasuk Departemen Luar Negeri, Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Departemen Keuangan dan Pentagon.

Tekanan terkuat untuk bertindak datang dari Dewan Keamanan Nasional, termasuk wakil penasihat keamanan nasional Matthew Pottinger, sementara pejabat Departemen Keuangan menyarankan agar berhati-hati, kata sumber itu.

Pembicaraan berada pada tahap yang sangat awal dan tindakan signifikan tidak dianggap dekat, kata sumber. 

Saat ditanya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berulang kali mengatakan prioritas Washington saat ini adalah untuk melawan virus.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×