Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin "membersihkan" Gaza. Terkait hal itu, dia mendesak Mesir dan Yordania untuk menerima lebih banyak warga Palestina dari daerah Gaza.
Melansir Al Jazeera, berbicara dengan wartawan di Air Force One pada hari Sabtu (25/1/2025), Trump mengatakan bahwa ia telah menelepon Raja Abdullah II dari Yordania sebelumnya dan berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi pada hari Minggu.
"Saya ingin Mesir menerima penduduk Gaza," kata Trump. "Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kami hanya membersihkan semuanya dan berkata: 'Anda tahu, ini sudah berakhir.'"
Trump mengatakan bahwa ia memuji Yordania karena telah berhasil menerima pengungsi Palestina.
Trump mengatakan kepada raja, "Saya ingin Anda menerima lebih banyak lagi, karena saya sedang melihat seluruh Jalur Gaza sekarang, dan itu kacau balau. Benar-benar kacau balau."
Perang Israel selama 15 bulan di Gaza telah menggusur hampir seluruh dari 2,3 juta penduduknya. Trump mengatakan penduduk Gaza dapat dipindahkan untuk sementara atau bisa juga untuk jangka panjang.
"Saat ini, tempat itu benar-benar seperti tempat pembongkaran, hampir semuanya dihancurkan dan orang-orang sekarat di sana," katanya.
Baca Juga: Pengungsi akan Kembali ke Gaza, Trump Desak Yordania dan Mesir Terima Warga Palestina
"Jadi, saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi yang berbeda, di mana mereka mungkin dapat hidup dengan damai untuk perubahan," lanjut Trump.
Kemudian pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menegaskan posisi Amman bahwa solusi dua negara adalah cara untuk mencapai perdamaian.
Ia menekankan bahwa penolakan Yordania terhadap penggusuran adalah tetap dan tidak dapat diubah.
Kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ) mengecam saran presiden AS tersebut, menyebutnya sebagai dorongan untuk "kejahatan perang".
Kelompok yang telah berperang dengan Israel bersama Hamas hingga gencatan senjata minggu lalu itu menggambarkan gagasan Trump sebagai suatu yang "menyedihkan".
PIJ mengatakan usulan Trump termasuk dalam kerangka mendorong kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memaksa rakyat Palestina meninggalkan tanah mereka.
Baca Juga: Geliat Investasi Pasca Pelantikan Trump dan Gencatan Senjata Gaza