Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mereka juga mengatakan pernyataan Trump sejalan dengan agenda terburuk dari kelompok Zionis sayap kanan ekstrem dan kelanjutan dari kebijakan yang mengingkari keberadaan rakyat Palestina, keinginan dan hak-hak mereka. PIJ meminta Mesir dan Yordania untuk menolak rencana Trump.
"Pernyataan presiden AS harus ditanggapi dengan serius karena kami telah melihat tuntutan khusus ini diajukan selama satu setengah tahun terakhir," jelas Abdullah Al-Arian, profesor sejarah di Universitas Georgetown di Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera.
Ia mengatakan beberapa pejabat Israel telah mengindikasikan "sejak awal perang" untuk "membersihkan secara etnis" sebanyak mungkin wilayah Palestina.
“Rencana itu gagal karena beberapa alasan, salah satunya adalah para pemimpin Arab yang didekati pada saat itu menolak untuk menerima populasi pengungsi Palestina tambahan, sebagian karena secara politik hal itu tidak layak dilakukan di Mesir khususnya, yang disebut-sebut sebagai tujuan yang memungkinkan untuk pembersihan etnis massal warga Palestina dari Gaza,” katanya.
Tonton: WHO Serukan Dukungan Internasional Danai Bantuan di Gaza Pasca Gencatan Senjata
Al-Arian mengatakan warga Palestina sendiri tidak akan tertarik dengan usulan Trump tersebut.
“Mereka tahu betul apa artinya meninggalkan rumah mereka dan seperti apa status pengungsi Palestina selama 70 tahun terakhir,” katanya.