kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump tawarkan bantuan luar biasa tangani virus corona, Beijing tak menanggapi


Senin, 03 Februari 2020 / 05:53 WIB
Trump tawarkan bantuan luar biasa tangani virus corona, Beijing tak menanggapi
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Jonathan Ernst


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, pemerintahannya telah mengambil tindakan tegas untuk melindungi warganya dari ancaman virus corona yang bergerak cepat. Dia juga bilang sudah menawarkan bantuan ke China untuk menangani wabah mematikan ini. Akan tetapi, melansir Reuters, seorang penasihat utama AS mengatakan Beijing belum menerima tawaran bantuan Trump.

Trump tampaknya mengecilkan kekhawatiran tentang virus seperti flu yang telah menewaskan lebih dari 300 orang di China dan menyebar ke lebih dari dua lusin negara. Dalam sebuah wawancara dengan televisi Fox, Trump mengatakan, "Kita akan melihat apa yang terjadi, tapi kami sudah menutupnya."

Kekhawatiran tentang virus tersebut mendorong Amerika Serikat untuk mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan masyarakat dan melarang masuknya warga negara asing yang baru-baru ini mengunjungi China.

Baca Juga: Apakah anjing dan kucing bisa menularkan virus corona? Ini kata WHO

Di bawah pelarangan baru yang mulai berlaku pada jam 5 p.m ET (2200 GMT) pada Minggu (2/2/2020), warga AS yang telah melakukan perjalanan ke China dalam waktu 14 hari akan diarahkan ke salah satu dari tujuh bandara yang ditunjuk untuk skrining.

"Kami tidak dapat menerima ribuan orang yang mungkin memiliki masalah ini - virus corona," kata Trump kepada Fox dalam siaran wawancara singkat pada hari Minggu. Dia mengatakan pejabat AS telah menawarkan China "bantuan luar biasa" dalam menangani epidemi ini.

Penasihat keamanan nasional Trump Robert O'Brien, dalam wawancara terpisah, mengatakan China saat ini lebih terbuka tentang virus corona daripada krisis sebelumnya, tetapi belum menerima tawaran bantuan AS.

Baca Juga: Wabah virus corona belum terkendali, kini China laporkan kasus flu burung H5N1

"Sejauh ini China lebih transparan daripada krisis sebelumnya dan kami menghargai itu," kata O'Brien dalam wawancara dengan CBS "Face the Nation."

Dia mengatakan Beijing masih belum menanggapi tawaran bantuan AS dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan profesional kesehatan lainnya.

"Kami memiliki keahlian luar biasa," kata O'Brien. “Ini adalah keprihatinan dunia. Kami ingin membantu kolega kami di China semampu kami bisa dan kami telah membuat penawaran dan kami akan melihat apakah mereka menerima tawaran itu," tambahnya seperti yang dikutip Reuters.

Pejabat CDC belum diundang ke China, tetapi sudah berada di negara tetangga Kazakhstan untuk membantu menjaga penyebaran virus, kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Minggu saat berkunjung ke sana.

Baca Juga: Seberapa besar dampak wabah virus corona memukul bisnis korporasi besar dunia?

"Anda memiliki perbatasan yang panjang dengan China yang merupakan tempat penyakit ini berasal," kata Pompeo dalam sebuah wawancara dengan seorang wartawan Kazakhstan. "Dan kami punya orang-orang dari Pusat Pengendalian Penyakit di sini, membantu Kazakhstan menangani hal ini sehingga Anda tidak mengalami wabah besar."

Reuters juga memberitakan, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Minggu bahwa virus corona telah menewaskan 304 orang di China, dan infeksi melonjak menjadi 14.380 kasus pada hari Sabtu.

Baca Juga: Ini skenario Kemenhub antisipasi penyebaran virus corona melalui jalur laut

Setidaknya, 171 kasus telah dilaporkan di lebih dari dua lusin negara dan wilayah lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Hong Kong dan Inggris.

Sejauh ini, delapan kasus virus yang menyebar cepat telah dikonfirmasi di Amerika Serikat, kata para pejabat kesehatan. Pentagon menyediakan perumahan bagi orang-orang yang datang dari luar negeri yang mungkin perlu dikarantina.

Warga Amerika yang mengunjungi Provinsi Hubei China, pusat epidemi virus corona, akan dikenakan karantina wajib selama 14 hari - periode inkubasi virus - saat memasuki Amerika Serikat.

Baca Juga: Tiba dari Wuhan, 245 WNI akan menjalani observasi di pangkalan TNI di Natuna

Warga Amerika yang melakukan perjalanan ke bagian lain daratan China akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan diminta untuk melakukan karantina sendiri hingga 14 hari.

Sementara, warga asing yang telah melakukan perjalanan di Tiongkok dalam 14 hari setelah kedatangan mereka akan ditolak masuk.

Chad Wolf, penjabat Penjamin Keamanan Dalam Negeri AS, mengatakan risiko keseluruhan untuk publik Amerika tetap rendah.

Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 14.411, tewas 304, sembuh 328 (2/2 - 07:30 WIB)

Virus corona diyakini berasal dari pasar yang memperdagangkan hewan liar secara ilegal di ibukota provinsi Hubei, Wuhan.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×