Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – Harga emas turun setelah Presiden Donald Trump mengenakan tarif impor dari Kanada, Meksiko, dan China. Pamor logam mulia ini kalah dengan permintaan dolar AS yang terus melonjak saat dunia bersiap menghadapi perang dagang.
Emas batangan sempat turun hampir 1% menjadi di bawah US$ 2.780 per dolar. Mengutip Bloomberg, Senin (3/2) pukul 12.50 wib harga emas bertengger di level US$ 2.783,63. Harganya jatuh setelah pada Jumat (31/1), emas mencatatkan rekor tertinggi pada level US$2.798 per dolar .
Indeks mata uang AS melonjak paling tinggi dalam hampir tiga bulan dalam basis intraday. Dampak inflasi dari tarif antara ekonomi terbesar dunia dapat membuat biaya pinjaman tetap tinggi, hambatan bagi emas yang tidak menawarkan bunga apa pun, sementara dolar yang menguat membuatnya lebih mahal bagi banyak pembeli.
Baca Juga: Trudeau Balas Taktik Trump! Kanada Siap Kenakan Tarif Tinggi yang Membebani Warga AS
Dinamika tersebut sangat membebani permintaan aset safe haven untuk saat ini," kata Christopher Wong, Ahli Strategi di Oversea-Chinese Banking Corp seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (3/2).
Meski begitu, menerutnya jika ketegangan perdagangan meningkat dengan lebih banyak tindakan balasan, maka permintaan emas akan meningkat lagi.
AS mengumumkan tarif sebesar 25% untuk barang dari Kanada dan Meksiko, dan 10% untuk barang dari Tiongkok, yang akan mulai berlaku pada hari Selasa (4/2). Impor energi Kanada akan dikenakan tarif sebesar 10%. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif terhadap Uni Eropa.
Sejauh ini Ottawa telah mengumumkan tarif balasan sebesar 25% untuk barang dari AS, Meksiko berjanji akan melakukan tindakan balasan, dan Beijing mengeluarkan pernyataan serupa.
Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi pada Senin (3/2) Pagi, Pasca Trump Kenakan Tarif
Perang dagang global akan menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan, memaksa reorganisasi rantai pasokan global, dan mengancam akan mengguncang pasar keuangan. Sementara emas biasanya akan mendapat keuntungan dari permintaan safe haven.
"Dolar yang kuat bisa menjadi penghambat jangka pendek untuk emas. Namun, dampak jangka panjang dari tarif kemungkinan akan berdampak negatif terhadap dolar karena proteksionisme perdagangan jangka panjang dapat mengikis dominasi ekonomi AS." kata Charu Chanana, seorang ahli strategi di Saxo Capital Markets Pte.
Sementara posisi indeks dollar AS pada Senin (4/3) pada pukul 12.46 wib tercatat menguat 1,15% dari posisi Jumat (31/1) berada di 108,370 menjadi 109,621.
Tonton: Harga Emas Antam Hari ini Melemah (3 Februari 2025)