kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Tuding AS Memicu Ketegangan, Kim Jong Un Memperingatkan Risiko Perang nuklir


Jumat, 22 November 2024 / 07:49 WIB
Tuding AS Memicu Ketegangan, Kim Jong Un Memperingatkan Risiko Perang nuklir
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menuduh Amerika Serikat meningkatkan ketegangan dan provokasi di dunia internasional.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menuduh Amerika Serikat meningkatkan ketegangan dan provokasi.

Menurut Reuters yang mengutip KCNA pada Jumat (22/11/2024), Kim mengatakan semenanjung Korea tidak pernah menghadapi risiko perang nuklir seperti sekarang.

Dalam pidatonya di sebuah pameran militer pada hari Kamis di Pyongyang, Kim mengatakan pengalaman negosiasinya sebelumnya dengan Washington hanya menyoroti kebijakannya yang "agresif dan bermusuhan" terhadap Pyongyang.

"Belum pernah sebelumnya pihak-pihak yang bertikai di semenanjung Korea menghadapi konfrontasi yang berbahaya dan akut sehingga dapat meningkat menjadi perang termonuklir yang paling merusak," kata Kim.

Dia menambahkan, "Kami telah melangkah sejauh yang kami bisa dalam bernegosiasi dengan Amerika Serikat, tetapi yang kami yakini dari hasilnya bukanlah kemauan negara adikuasa itu untuk hidup berdampingan, tetapi sikapnya yang sangat kuat dan kebijakannya yang agresif dan bermusuhan terhadap kami yang tidak akan pernah bisa diubah."

Selama masa jabatan pertama Presiden terpilih AS Donald Trump, ia dan Kim mengadakan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Singapura, Hanoi, dan di perbatasan Korea pada tahun 2018 dan 2019.

Baca Juga: Rusia Tembakkan Rudal Balistik Pertama Kalinya dalam Invasi Skala Penuh ke Ukraina

Namun, diplomasi mereka gagal mencapai hasil konkret apa pun karena perbedaan antara seruan AS agar Korea Utara menghentikan senjata nuklirnya dan tuntutan Kim untuk keringanan sanksi.

Trump telah lama menggembar-gemborkan hubungannya dengan Kim, dengan mengatakan bulan lalu bahwa kedua negara akan mengalami perang nuklir dengan jutaan orang tewas, tetapi ia menghentikannya berkat hubungan mereka.

Media pemerintah Korea Utara belum secara terbuka menyebutkan tentang terpilihnya kembali Trump.

Kim, dalam pidatonya, menyerukan pengembangan dan peningkatan persenjataan menjadi persenjataan yang sangat modern dan berjanji untuk terus memajukan kemampuan pertahanan guna memperkuat posisi strategis negara itu.

Baca Juga: Hacker Korea Utara Jadi Dalang Pencurian Ethereum Senilai US$41,5 Miliar pada 2019

Acara tersebut, yang disebut Pameran Pengembangan Pertahanan, menampilkan senjata strategis dan taktis.

Pidato terbaru Kim disampaikan di tengah kritik internasional atas kerja sama militer yang semakin mendalam antara Pyongyang dan Moskow, di mana Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Rusia untuk mendukung perangnya melawan Ukraina.

Minggu lalu, Kim mendesak militer negara itu untuk meningkatkan kemampuan dalam berperang, menyalahkan Amerika Serikat dan sekutunya karena memicu ketegangan ke fase terburuk dalam sejarah dan menyebut semenanjung Korea sebagai titik panas terbesar di dunia.

Tonton: Kim Jong Un Serukan Militer Korea Utara untuk Bersiap Menghadapi Perang



TERBARU

[X]
×